EQUATOR, Jakarta – Dugaan perlakuan bully dan pelecehan seksual terhadap rekan sekantor kembali terjadi. Mirisnya, indikasi tersebut terjadi di kantor Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Pusat. Dimana sejumlah oknum senior disana, diduga telah melakukan perlakukan tidak manusiawi kepada salah seorang rekan juniornya, berinisial MS.
Kasus tersebut, kini tengah ditangani polisi–pasca pelaporan korban ke Polres Metro Jakarta Pusat, pada Rabu (01/09/2021) malam kemarin.
Dikutip dari CNNIndonesia.com, Kamis (02/08/2021), bahwa perlakuan yang diterima korban ini telah berlangsung bertahun-tahun lamanya. Beberapa puncaknya, ia pernah disuruh telanjang, dan sempat pula kemaluannya dicoret-coret menggunakan spidol oleh para seniornya di KPI. Perlakuan ini diakui diterima korban sejak tahun 2015.
Para pelaku, menurut MS, juga mendokumentasikan aksi pelecehannya, dimana hal itu membuat MS sangat tertekan, lantaran dikhawatirkan dapat disebarkan secara daring. MS mengaku kalau dirinya sempat bolak-balik ke rumah sakit untuk mengobati stres yang dialaminya. Namun hal itu tak membuat perlakuan para seniornya terhenti.
Lebih lanjut, MS juga bercerita bahwa ia pernah dilempar ke kolam renang saat sedang mengikuti kegiatan di Resort Prima Cipayung, Bogor. Kala itu, ia sedang tertidur dan dirundung oleh para pelaku. Sekitar pukul 01.30 Wib pagi, ia dilempar dan dijadikan sebagai hiburan.
Perlakuan bully dan pelecehan seksual lainnya terus berlanjut. MS mengaku sempat melaporkan hal ini kepada Komnas HAM pada 11 Agustus 2017. Dan sesuai rekomendasi Komnas HAM, ia diminta melaporkan hal ini ke polisi, karena sudah masuk unsur tindak pidana.
MS pun kemudian melaporkan kejadian ini ke Polsek Gambir pada 2019. Namun, aduan itu tak digubris polisi. Padahal, kata MS, ia melaporkan hal ini berdasarkan hasil dari rekomendasi Komnas HAM. Polisi kala itu berkilah dan meminta MS agar menyelesaikan persoalan ini secara internal.
“Karena tak betah dan sering sakit pada 2019, saya akhirnya pergi ke Polsek Gambir untuk membuat laporan polisi. Tapi petugas malah bilang ‘lebih baik adukan dulu saja ke atasan. Biarkan internal kantor yang menyelesaikan’,” kata MS, Rabu (01/09/2021).
Setelah laporan polisi itu tak diterima polisi, MS mengadukan tindakan senior-seniornya itu ke atasan. Namun demikian, hal tersebut tak berujung pada pemberian sanksi. MS malah dipindahkan ke ruangan lain yang dinilai atasan jauh dari para perundung. Hanya saja, upaya tersebut tetap membuat dirinya dicibir oleh para pelaku.
Hingga akhirnya, korban kembali melaporkan kasus dugaan ini ke Polres Metro Jakarta Pusat, pada Rabu (01/09/2021) tengah malam kemarin. Proses pelaporan ini berlangsung hingga Kamis (02/09/2021) dini hari.
Kepala Bagian Penerangan Umum (Kabag Penum) Divisi Humas Polri, Kombes Ahmad Ramadhan pun membenarkan. Ia menjelaskan, MS melaporkan tindakan para seniornya itu dengan didampingi perwakilan dari KPI Pusat.
“Baru tadi malam korban didampingi KPI Pusat melaporkan ke Polres Metro Jakarta Pusat,” kata Ramadhan, Kamis (02/09/2021).
Masih berdasarkan ulasan CNNIndonesia.com, MS yang dikonfirmasi ulang turut membenarkan, bahwa dirinya telah mengadukan kembali peristiwa perundungan dan pelecehan seksual yang dialaminya ke polisi.
“Iya, sejauh ini baru itu saja. Sudah diterima dan sudah buat LP (Laporan Polisi)-nya,” kata MS, Kamis (02/09/2021).
Namun demikian, ia juga belum mendapat progress lebih lanjut mengenai dari laporan tersebut saat ini. MS, juga belum mendapat undangan untuk diwawancarai atau diperiksa oleh kepolisian terkait insiden yang menimpa dirinya.
Sementara itu, KPI Pusat saat ini dikabarkan tengah melakukan investigasi internal untuk mendalami perkara tersebut. Pimpinan memanggil tujuh orang yang diduga terlibat dalam aksi tersebut pada Kamis (02/09/2021). (FikA)
Beri dan Tulis Komentar Anda