
EQUATOR, Sanggau. Infrastruktur di sebagian wilayah perbatasan Indonesia-Malaysia masih jauh dari memadai. Satu di antaranya adalah jembatan Sungai Bayan yang menhubungkan Dusun Sungai Empelas dengan Dusun Perimpah Desa sungai Tekam dengan Desa Malenggang Kecamatan Sekayam.
Kondisi jembatan sepanjang 35 meter yang dibangun swadaya 54 tahun lalu itu kini rusak parah. Hingga saat ini, jembatan kayu itu diperbaiki secara swadaya oleh masyarakat tanpa campur tangan pemerintah.
“Jembatan ini berada di wilayah perbatasan RI dengan Malaysia. Jaraknya ke negara tetangga itu kurang lebih delapan kilo meter, tapi infrastruktur kita, terutama jembatannya sangat tidak layak digunakan, rusak parah,” keluh Kepala wilayah (Kawil) sungai Empelas, Filipus Lemio kepada wartawan, Selasa (18/10/2022).
Filipus sapaan akrabnya itu berharap Pemerintah Pusat dan Pemerintah daerah turun langsung melihat kondisi jembatan Sungai Bayan karena jembatan tersebut merupakan satu-satunya akses warga Sungai Empelas ke dusun tetangga.
“Sudah banyak korban yang terperosok hingga terjatuh dari jembatan itu. Terakhir hari Minggu 16 Oktober 2022 kemarin, satu unit truk terperosok dan jatuh ke sungai. Karena memang jembatan ini terbuat dari kayu dan kondisinya rusak parah. Sebenarnya sudah tidak layak lagi dilewati kendaraan, tapi hanya jembatan ini satu-satunya akses mobilisasi warga, tidak ada lagi,” tegasnya.
“Kami berharap pemerintah pusat maupun daerah tolong dong perhatikan kami di perbatasan. Jangan anak tirikan kami,” pungkasnya.
Kepala Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air (DBMSDA) Kabupaten Sanggau, John Hendri mengungkapkan bahwa dirinya baru mendapat laporan kerusakan jembatan Sungai Empelas yang berada di desa wilayah perbatasan ini.
“Saat ini kami sedang mengumpulkan data-data teknis dan kami akan usulkan ke Kementerian PUPR mengingat panjang jembatan mencapai 35 meter. Tapi untuk saat ini jalan di Desa Sungai Tekam cukup baik setelah mendapat kuncuran dari Dana DAK 2021,” pungkas John Hendri. (KiA)
Beri dan Tulis Komentar Anda