
EQUATORONLINE.ID – Polemik pemasangan Smart Parking di Jalan Muhammad Isya atau jalur depan Auditorium Untan Pontianak berakhir mediasi. Protes warga beserta saran dan masukan warga sekitar dikabulkan sebagian.
Masyarakat sekitar yang diwakilkan beberapa pengurus RT dan RW menggelar pertemuan dengan pihak Untan Pontianak dan vendor PT Hipotesa Natara Nusa. Pihak universitas diwakilkan Erwin selaku Ketua Penataan Kawasan Untan Pontianak. Sedangkan dari vendor, ada Urai.
Irwin mengatakan Jalan Muhammad Isya masih kawasan Untan Pontianak. Pemasangan Smart Parking semata-mata dalam rangka penataan kawasan sekaligus pengamanan aset Untan.
“Tapi kita tetap mengakomodir saran dan masukan masyarakat sekitar, makanya dialog ini kita lakukan,” ujarnya saat pertemuan yang digelar di Paraspace, komplek Untan Pontianak, Selasa (12/08/2025).
Irwin menyampaikan untuk masyarakat sekitar dan mahasiswa Untan yang hanya sekadar melintas tidak dipungut bayaran. Untuk masyarakat sekitar nanti akan dicarikan mekanismenya. Sedangkan mahasiswa menggunakan kartu tanda mahasiswa.
“Sementara untuk pembangunan jalan di belakang auditorium, ke depannya akan kita upayakan,” kata Irwin.
Pihak vendor mengusulkan nomor plat kendaraan masyarakat sekitar didaftarkan agar bisa digatiskan. Usulan tersebut disetujui warga. Nantinya, nomor plat kendaraan diakomodir masing-masing RT dan RW.
Sementara itu, Sahri Amarta, Ketua RT 003/RW 008, Jalan Tanjung Sari, Kelurahan Bansir Laut, Kecamatan Pontianak Tenggara, menuturkan hasil mediasi dengan pihak Untan dan vendor, pertama warga sekitar diberi akses lewat dengan nomor plat kendaraan. Didaftarkan secara teknis melalui RT atau RW masing-masing.
“Kedua, terkait akses jalan masuk yang di belakang auditorium sampai Masjid Almuhtadin akan dibuat. Selama ini memang di situ sudah ada jalan, tapi belum dibuka aksesnya,” jelasnya.
Ketiga, kata Sahri, minta pihak Untan ketika ada kegiatan atau pembangunan yang berdampak kepada masyarakat agar terlebih dahulu disosialisasikan.
“Terakhir, sebagai komitmen bersama harus ada komunikasi antara pihak vendor, pihak Untan dengan masyarakat, terkait pembangunan-pembangunan di wilayah kita,” pungkas Sahri.
Awak media ini mencatat dari petemuan tersebut pihak Untan dan vendor tetap mempertahankan Smart Parking dipasang di Jalan Muhammad Isya. Permintaan warga akan dibuat dua jalur juga tidak membuahkan hasil.
Sebelumnya, setidaknya ada empat aspirasi warga. Ardi, warga sekitar lebih berharap Smart Parking tidak dipasang di tengah Jalan Muhammad Isya, tapi di paving block. Sehingga aktivitas warga sekitar yang membutuhkan jalan pintas tidak terganggu.
Sementara surat penolakan dari Pengurus RT 003/RW 008, Jalan Tanjung Sari, Kelurahan Bansir Laut, Kecamatan Pontianak Tenggara, yang ditandatangani 30 warga mengajukan empat saran dan masukan. Pertama, warga minta diubah menjadi dua jalur untuk akses warga di Jalan Tanjungsari ke masjid dan tempat publik lainnya.
Kedua, dibuatkan akses jalan khusus dari Jalan Tanjungsari ke masjid Almuhtadin di belakang Auditorium Untan.
Ketiga, akses dengan kartu gratis lewat Smart Parking, khusus warga lokal setempat. Keempat, membuat pernyataan bersama izin dilewati mengetahui RT, RW, Lurah dan saksi dua orang secara tertulis dan cap basah khusus jalur masuk dari Jalan Tanjungsari. (m@nk)
Beri dan Tulis Komentar Anda