Site icon Equatoronline.id

Tutup Festival Pencak Silat Tanjungpura 2025, Bupati Alex Sebut Pembangunan Jembatan Layang Mensubuk

Bupati Ketapang, Alexander Wilyo saat menutup Festival Pencak Silat Tanjung Pura, Kamis (14/08/2025). (Foto: Prokopim Pemkab Ketapang)

EQUATOR, Ketapang — Bupati Ketapang, Alexander Wilyo secara resmi menutup Festival Pencak Silat Tanjungpura Tahun 2025, Kamis (14/08/2025), di Desa Tanjung Pura, Kecamatan Muara Pawan.

Dalam sambutannya, Alexander Wilyo mengapresiasi penyelenggaraan festival yang rutin digelar sebagai bentuk pelestarian warisan budaya bangsa.

“Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai budayanya. Mari kita bangun Ketapang secara bersama-sama, karena Ketapang milik kita semua dan harus kita jaga bersama,” ucap Alex, sapaan akrabnya.

Selain menutup festival, ia juga memaparkan sejumlah program pembangunan infrastruktur. Di antaranya rencana pembangunan jembatan layang Mensubuk, penganggaran Jembatan Pawan 6, serta dukungan pembangunan di wilayah Tanah Merah.

Ia juga mengumumkan pengalokasian anggaran sebesar Rp 15 miliar untuk jalan Kepuluk–Batu Tajam dan Rp 13 miliar untuk jalan Pelang–Kepuluk.

Alex mengimbau, pemerintah desa agar memaksimalkan dana desa untuk kebutuhan kecil tanpa selalu mengajukan bantuan ke pemerintah kabupaten.

“Kita bersyukur kegiatan ini bisa berjalan setiap tahun. Mari terus kita rawat persaudaraan dan budaya yang sudah diwariskan oleh leluhur kita,” tambahnya.

Sementara itu, Putra Penyangga Tanjung Pura, Rion Sardi menyampaikan apresiasi kepada seluruh peserta dan masyarakat yang menjaga semangat kebersamaan.

“Festival ini bukan hanya ajang adu keterampilan, tetapi juga menjaga jati diri dan warisan leluhur. Pencak silat adalah bahasa persaudaraan, keberanian, dan cinta tanah air. Semoga semangat ini terus hidup dalam kehidupan kita sehari-hari,” ujarnya.

Rion mengajak generasi muda untuk terus melestarikan seni bela diri tradisional sebagai bagian dari marwah dan kebanggaan daerah.

“Festival ini tidak hanya menjadi ajang unjuk kebolehan pencak silat tradisional, tetapi juga sarana mempererat persatuan warga desa serta menumbuhkan kecintaan generasi muda terhadap budaya Melayu Ketapang,” (Mi)

Exit mobile version