
EQUATORONLINE.ID – Dalam rangka mendukung komitmen PLN untuk mengembangkan ekonomi lokal sekaligus pemberdayaan masyarakat, PT PLN (Persero) Unit Induk Penyaluran dan Pusat Pengatur Beban (UIP3B) Kalimantan melalui Unit Pelaksana Pengatur Beban Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara (UP2B Kaltimra) melaksanakan program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) berupa Electrifying Marine sejak empat bulan yang lalu sebagai bentuk kontribusi sosial dan dukungan terhadap masyarakat pesisir Kabupaten Kutai Kartanegara.
Dampak positif kini mulai dirasakan oleh masyarakat pesisir Kecamatan Loa Kulu, Kabupaten Kutai Kartanegara, yang tergabung dalam kelompok Budidaya Ikan (Pokdakan) Nila Balap Maju Mapan yang sebelumnya hanya mampu memproduksi 5–6 ton ikan per bulan, kini mencatat peningkatan hingga 8 ton per bulan, atau naik lebih setengah kali lipat sejak penggunaan aerator listrik bantuan PLN.
Ketua Pokdakan, Saiful Akbar, mengungkapkan bahwa bantuan aerator listrik dan peralatan pascapanen yang diterima pada Juni lalu telah menjadi game changer dalam menjaga produktivitas tambak di tengah fenomena bangai Sungai Mahakam.
“Dulu kami sering kehilangan ribuan ikan saat oksigen turun karena air bangai. Sekarang dengan aerator listrik, oksigen tetap stabil, biaya operasional juga jauh lebih hemat dibandingkan solar. Produksi naik, dan hasilnya bisa kami jual sampai ke Samarinda,” ujar Saiful dengan semangat.
Fenomena air bangai merupakan kondisi ketika kadar oksigen terlarut di perairan menurun drastis akibat pembusukan bahan organik, yang menyebabkan ikan sulit bernapas dan berpotensi mati massal. Fenomena ini juga terjadi di Sungai Mahakam akibat naiknya residu yang berada di bawah sungai, curah air hujan yang tinggi, ataupun karena bagian hulu Sungai Mahakam hujan sehingga mengakibatkan aliran sungai semakin deras.
Selain peningkatan hasil panen, kelompok ini juga mulai melakukan diversifikasi produk olahan, seperti fillet nila beku, dan yang lain-lain, yang kini dipasarkan melalui jejaring UMKM lokal yang disimpan dalam freezer yang merupakan salah satu dari bantuan TJSL tersebut.
Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten Kutai Kartanegara, Aryanto, S.Sos., M.Si, turut memberikan apresiasi atas konsistensi PLN dalam mendampingi masyarakat pasca-bantuan.
“Program ini bukan hanya seremonial, tapi benar-benar menghadirkan perubahan nyata. Kami melihat sendiri nelayan dan pembudidaya semakin mandiri, pendapatannya meningkat, dan roda ekonomi lokal berputar lebih cepat,” ungkap Aryanto.

Momentum Hari Kesaktian Pancasila menjadi refleksi bahwa semangat gotong royong dan persatuan bangsa masih menjadi kekuatan utama dalam membangun kemandirian masyarakat.
General Manager PLN UIP3B Kalimantan, Riko Ramadhano Budiawan, menegaskan bahwa keberhasilan program Electrifying Marine merupakan wujud nyata nilai-nilai Pancasila dalam praktik keseharian pegawai PLN.
“Pancasila mengajarkan kita bahwa keadilan sosial dan kesejahteraan rakyat adalah tujuan bersama. Melalui elektrifikasi di sektor perikanan, PLN tidak hanya menyalakan listrik, tetapi juga menyalakan harapan dan kemandirian masyarakat,” ungkap Riko.
Riko menambahkan, PLN akan terus memperluas penerapan Electrifying Marine dan Electrifying Agriculture di wilayah Kalimantan untuk mendukung agenda astacita pemerintah dalam mewujudkan ketahanan dan kedaulatan pangan nasional.
Pemerintah Daerah pun kini sedang menyiapkan rencana replikasi model bantuan serupa di beberapa titik tambak potensial lainnya di sepanjang Sungai Mahakam. Langkah ini sejalan dengan semangat kebersamaan dan gotong royong yang terus dijaga PLN dalam setiap program pemberdayaan masyarakat.
Momentum Hari Kesaktian Pancasila menjadi pengingat bahwa kekuatan bangsa terletak pada persatuan dan kerja bersama. Melalui listrik yang berkeadilan, PLN terus berkomitmen menyalakan semangat “Energi untuk Negeri” yang tidak hanya menghadirkan cahaya, tetapi juga keberdayaan masyarakat di pelosok Kalimantan. (dis)

Beri dan Tulis Komentar Anda