EQUATOR, Jakarta – Saling tuding soal asal usul virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan penyakit Covid-19, antara Amerika versus China, berlanjut.
Dilansir dari CNBCIndonesia.com, Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden blak-blakan menyebut China menahan informasi penting mengenai asal-usul virus SARS-CoV-2.
“Informasi penting tentang asal mula pandemi ini ada di Republik Rakyat China (RRC). Namun sejak awal, pejabat pemerintah China bekerja untuk mencegah akses penyelidik internasional dan anggota komunitas kesehatan masyarakat global,” kata Biden dalam sebuah pernyataannya, Jumat (27/08/2021).
“Sampai hari ini, RRC terus menolak seruan untuk transparansi dan menahan informasi, bahkan ketika jumlah korban pandemi ini terus meningkat,” sambungnya.
Sebelumnya badan intelijen AS disebut memiliki katalog informasi raksasa berisi cetak biru genetik yang diambil dari sampel virus yang dipelajari di laboratorium Wuhan Institute Virology.
Versi China
Tak mau jadi yang tertuduh, Duta Besar China untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Chen Xu secara resmi meminta Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk memasukkan laboratorium penelitian bio-militer AS, Fort Detrick, dan University of North Caroline dalam penyelidikan tentang asal-usul Covid-19.
Dalam suratnya pada Rabu (25/08/2021)–yang ditujukan kepada Direktur Jenderal WHO, Tedros Ghebreyesus, Chen Xu menolak teori bahwa virus Covid-19 bocor dari Wuhan Institute of Virology dan meminta laboratorium Fort Detrick dan University of North Caroline tunduk pada penyelidikan transparan dengan akses penuh.
Tak hanya itu, China juga menuding tim peneliti virus corona di University of North Caroline yang dipimpin profesor epidemiologi Ralph Baric memiliki “kolaborasi erat” dengan Fort Detrick.
Permintaan Duta Besar China untuk PBB ini datang sehari setelah badan intelijen AS menyimpulkan penyelidikan 90% tentang asal-usul virus corona, termasuk kemungkinan kebocoran laboratorium Wuhan Institute of Virology. (FikA)
Beri dan Tulis Komentar Anda