
EQUATORONLINE.ID — Dalam upaya mendukung peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) yang unggul dan profesional, PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan Kalimantan Bagian Barat (UIP KLB) secara aktif mendorong pegawainya untuk mengikuti program sertifikasi kompetensi di bidang Manajemen Risiko.
Hingga saat ini, sebanyak 59 pegawai PLN UIP Kalimantan Bagian Barat telah berhasil memperoleh sertifikat profesional dari lembaga sertifikasi yang diakui secara nasional, dengan rincian sebagai berikut:
– Qualified Risk Management Officer (QRMO): 35 pegawai
– Qualified Risk Management Professional (QRMP): 12 pegawai
– Qualified Chief Risk Officer (QCRO): 2 pegawai
General Manager PLN UIP Kalimantan Bagian Barat, Johar Wijaya, menegaskan pentingnya pengelolaan risiko yang terstruktur sebagai bagian integral dari tata kelola pembangunan infrastruktur kelistrikan yang merupakan program strategis nasional.
“Peningkatan kompetensi melalui sertifikasi ini menjadi langkah nyata kami dalam memperkuat budaya manajemen risiko yang sistematis dan berstandar tinggi. Hal ini penting, terutama dalam menghadapi tantangan pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan di wilayah Kalimantan Barat yang dinamis dan kompleks,” ujar Johar Wijaya.
Manajemen risiko memiliki peran krusial dalam setiap tahapan pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan, mulai dari perencanaan, pengadaan, konstruksi, hingga operasional. Proyek kelistrikan berskala besar melibatkan investasi yang signifikan, teknologi kompleks, serta berbagai aspek lingkungan dan sosial.
Tanpa pengelolaan risiko yang baik, potensi keterlambatan, pembengkakan biaya, hingga gangguan layanan bisa terjadi. Oleh karena itu, SDM yang memiliki kompetensi di bidang ini menjadi aset penting dalam memastikan proyek berjalan sesuai target, efisien, dan berkelanjutan.
Program sertifikasi ini sejalan dengan roadmap transformasi PLN dalam membentuk organisasi yang adaptif, kompeten, dan mampu memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat. Ke depan, PLN UIP KLB berkomitmen untuk terus memperluas cakupan pelatihan dan sertifikasi di bidang-bidang strategis lainnya.
Langkah ini tidak hanya mendukung pengembangan individu, tetapi juga memperkuat daya saing korporasi dalam menghadapi perubahan dan risiko operasional maupun strategis. (dis)
Beri dan Tulis Komentar Anda