EQUATOR, SANGGAU. Bupati Sanggau, Paolus Hadi, menyebut Open Defecation Free (ODF) atau Stop Buang Air Besar Sembarangan merupakan persoalan attittude (sikap/perilaku). Ia pun mengapreseasi beberapa desa yang telah menerapkan ODF.
“Itu tambahan salah satu strategi kita untuk menurunkan stunting. Karena daerah bantaran Sungai Kapuas, Sekayam, itu yang masih memanfaatkan air-air itu. Saya senang ada beberapa desa yang memang fokus,” kata PH, sapaan Paolus Hadi belum lama ini.
Dia meminta Dinas Perumahan, Cipta Karya, Tata Ruang dan Pertanahan (DPCKTRP) Kabupaten Sanggau melihat daerah mana saja yang perlu didukung untuk ODF tersebut, melalui pembangunan jamban.
“Ada jamban tapi tak ada air juga masalah. Ada program itu, kita juga dapat dukungan dari pusat. Cuma memang membangun itu gampang. Yang saya khawatir setelah dibangun dimanfaatkan atau tidak. Inikan soal attittude. Pengetahuan terhadap hal-hal kebersihan dan kesehatan. Orang kan banyak mau praktis. Enak ke jamban di sungai, selesai,” ungkap PH.
Satu sisi Bupati dua periode itu juga meminta evaluasi jamban yang sudah dibangun melalui program di Dinas tersebut. Jangan sampai pembangunan WC oleh pemerintah justeru tak dimanfaatkan masyarakat.
“Karena susah juga mengelolanya, siapa yang mengurus airnya, siapa yang bertanggungjawab. Tapi ada kelompok-kelompok masyarakat yang mengelola itu. Mereka juga sudah sepakat. Itu kelompoknya yang penting. Misalnya di satu komplek, mungkin ndak bisa lagi sampai pemerintah yang menjaga WC-nya. Ada beberapa lah kelompok yang sudah cukup baik,” sebutnya.
Meski ada beberapa kelompok masyarakat, lajut PH, yang harus diberikan kesadaran tentang pentingnya ODF.
“Ini sama dengan buang sampai di sungai. Saya lihat masih orang senang, apalagi yang tinggal di dekat sungai, main lempar saja. Padahal udah kita siapkan itu tempat di depan rumahnya. Di Liku itu,” ujar PH. (KiA)
Beri dan Tulis Komentar Anda