Dua dosen UNU Kalbar mengajarkan penerapan Silvoapifisheries dalam pengembangan ekowisata pendidikan di sekitar Hutan Lindung Ambawang Pemancing (HL-GAP) belum lama ini. Kedua dosen itu adalah Syarif Muhammad Syaifuddin dan Sigit Normagiat.
HL-GAP berada di Kabupaten Kubu Raya, Kalbar. Kawasan itu memiliki potensi ekowisata yang tinggi. Dengan keberagaman flora dan fauna serta keindahan alamnya, HL-GAP menawarkan peluang untuk mengembangkan ekowisata pendidikan yang berkelanjutan. Salah satu pendekatan yang dapat diterapkan adalah konsep Silvoapifisheries.
“Potensi untuk Silvoapifisheries sangat besar. Apa itu Silvoapifisheries, tak lain adalah konsep ini menggabungkan budidaya ikan dengan tanaman pohon di lahan yang sama. Dalam konteks HL-GAP, silvofisheries dapat diterapkan dengan memanfaatkan kolam ikan yang dikelilingi oleh pohon-pohon kayu atau buah. Selain memberikan tempat bagi ikan, pohon-pohon ini juga berfungsi sebagai peneduh dan habitat bagi burung dan serangga,” kata Sigit Normagiat di kampusnya, Sabtu (9/3/2024).
Sigit yang dosen Fakultas Pertanian UNU Kalbar menjelaskan, Silvoapifisheries sangat cocok diterapkan di sana. Karena, memiliki aliran sungai dari gunung yang bisa dimanfaatkan untuk kolam ikan. Tak sekadar budidaya ikan, tapi juga diajarkan cara memasarkan ikan tersebut nanti.
“Kita memiliki pengalaman dalam hal budidaya ikan. Potensi ekowisatanya sangat bagus, apalagi ada Silvoapifisheries semakin menambah daya jual. Potensi ini bila dipasarkan dengan baik akan mendatang wisatawan ke kawasan itu,” ungkap Ipul.
Ditambahkan Syarif Muhammad Syaifuddin alias Ipul, selain Silvoapifisheries juga diajarkan Apifisheries. Apa itu? Apifisheries mengacu pada pengelolaan lebah madu dalam sistem budidaya ikan. Lebah madu berperan penting dalam penyerbukan tanaman dan juga menghasilkan produk madu. Dalam ekowisata pendidikan, pengunjung dapat belajar tentang pentingnya lebah dalam ekosistem dan bagaimana mengelola koloni lebah secara berkelanjutan.
“Saya praktisi madu, dan punya brand. Kita ajarkan cara berternak madu bagi masyarakat di kawasan itu. Selain ekowisatanya yang menjual, mereka nantinya bisa punya produk madu yang bisa dijual ke wisatawan,” jelas Ipul, dosen Fakultas Ekonomi UNU Kalbar.
Apa yang dilakukan itu dalam rangka Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Fakultas Ekonomi UNU Kalbar. PKM juga melibatkan sejumlah mahasiswa. Masyarakat di kawasan itu merasa senang bisa mengetahui apa itu Silvoapifisheries dan Apifisheries. (ros)
Beri dan Tulis Komentar Anda