EQUATOR, Kapuas Hulu – Pengadilan Negeri (PN) Putussibau bakal menggelar sidang perdana pada perkara Pertambangan Emas Tanpa Izin (PETI), dengan terdakwa Sunarto selaku operator eksavator, pada Selasa 28 September 2021.
Hal itu disampaikan Humas PN Putussibau, Veronika Sekar Widuri, pasca pihaknya menerima limpahan perkara PETI di Desa Desa Beringin Jaya Kecamatan Bunut Hulu dari Kejari Kapuas Hulu.
“Jadi atas perkara atas nama Sunarto telah dilimpahkan ke Pengadilan Negeri Putussibau, hari Senin (20/09/2021) oleh JPU Jackson Sigalingging,” kata Veronika, pada Kamis (22/09/2021), sebagaimana dikutip dari Jurnalis.co.id.
“Dijadwalkan akan dilakukan sidang pertama pada hari Selasa 28 September 2021, dengan acara pembacaan dakwaan yang akan dilakukan oleh JPU,” terangnya.
Sejauh ini, Veronika menyampaikan, untuk majelis hakim pun sudah ditetapkan. Diantaranya dirinya sendiri, Didik Nursetiawan dan Maria Adinta Krispadani.
Lebih lanjut disampaikannya, dalam tuntutannya, terdakwa didakwa dengan Pasal 158 Jo. Pasal 35 ayat 3 huruf a UU No. 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja Perubahan atas UU Nomor 3 Tahun 2020 tentang Perubahan atas UU RI Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara.
“Untuk ancaman pidananya maksimal 10 tahun dan denda maksimal Rp 10 miliar,” ujarnya.
Jakson Sigalingging, Kasi Pidum Kejari Kapuas Hulu membenarkan, bahwa berkas untuk kasus PETI Bunut Hulu dengan tersangka SN sudah lengkap dan sudah dilimpahkan ke PN Putussibau.
“Selasa 28 September perkaranya akan disidangkan dengan agenda pembacaan surat dakwaan,” jelasnya.
Selanjutnya Jakson mengatakan, untuk tersangka lainnya belum bisa dilimpahkan ke pengadilan, karena dua tersangka yakni IK dan RE alias BD yang merupakan pengelola dan pemodal dalam kasus PETI Bunut Hulu berkasnya baru diterima oleh Jaksa.
“Berkas baru kami terima dan sedang diteliti. Untuk barang bukti berupa eksavator saat ini masih dititipkan di Polsek Bunut Hulu,” ujarnya.
Untuk tersangka SN, lanjutnya, dilakukan penahanan tingkat penuntutan. Sementara untuk tersangka yang lain masih tingkat penyidikan.
“Silahkan tanya ke penyidik yang berwenang,” ujarnya. (FikA)
Beri dan Tulis Komentar Anda