
EQUATOR, Pontianak — Operasi Patuh Kapuas 2025 yang digelar selama 14 hari resmi berakhir pada Minggu 27 Juli 2025. Operasi ini berhasil mencatat sejumlah capaian penting, khususnya dalam penurunan angka kecelakaan dan meningkatnya kesadaran masyarakat dalam berlalu lintas.
Berdasarkan data dari Ditlantas Polda Kalbar, tercatat total 6.204 perkara pelanggaran lalu lintas, yang terdiri dari ETLE statis 42 perkara (naik 83% dari 2024), tilang manual 2.193 perkara (naik 103%), teguran 3.969 perkara (turun 30%).
Secara keseluruhan, jumlah total penindakan justru menurun 9% dibandingkan Operasi Patuh Kapuas tahun sebelumnya. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan kepatuhan sebagian masyarakat terhadap aturan lalu lintas.
Jenis pelanggaran terbanyak masih sama seperti tahun-tahun sebelumnya, yaitu pengendara sepeda motor yang tidak menggunakan helm berstandar SNI.
Jumlah kecelakaan lalu lintas turun dari 15 kasus pada 2024 menjadi 14 kasus tahun ini (turun 7%). Lebih menggembirakan, tidak tercatat korban jiwa dalam periode operasi tahun ini, padahal pada 2024 terdapat 9 korban meninggal dunia.
Tak hanya penindakan, 280 kegiatan edukasi dan penyuluhan juga dilakukan oleh satgas gabungan, melalui tatap muka bersama komunitas pengendara, penyuluhan ke sekolah, media cetak dan elektronik, hingga media sosial. Pendekatan ini menjadi kunci keberhasilan operasi yang mengedepankan aspek preventif dan humanis.
Dirlantas Polda Kalbar, Kombes Pol Valentinus Virasandy Asmoro menyatakan, bahwa hasil operasi menunjukkan tren yang positif dalam kesadaran masyarakat.
“Kami melihat kombinasi penegakan hukum dan edukasi mulai membuahkan hasil. Ini bukan hanya soal menilang, tapi membangun budaya tertib berlalu lintas yang berkelanjutan,” jelasnya.
Sementara itu, Kabid Humas Polda Kalbar, Kombes Pol Bayu Suseno menyebut, bahwa keberhasilan ini mencerminkan kuatnya sinergi antara masyarakat dan institusi kepolisian.
“Pencapaian ini adalah bukti bahwa kepatuhan bukan semata-mata karena takut razia, tapi karena tumbuhnya kesadaran. Nol korban jiwa adalah capaian luar biasa,” ungkapnya.
Meskipun data menunjukkan terjadi peningkatan penindakan tilang manual dan ETLE, namun penurunan jumlah pelanggaran total dan kecelakaan lalu lintas menandakan efek jangka panjang dari pendekatan edukatif dan preventif. Penurunan tajam korban jiwa (100%) merupakan indikator paling nyata keberhasilan pendekatan humanis yang lebih diterima oleh masyarakat. Hal ini juga memperkuat urgensi transformasi pelayanan kepolisian yang lebih proaktif, kolaboratif dan mengedepankan komunikasi dua arah.(Zrn)
Beri dan Tulis Komentar Anda