EQUATOR, Sanggau. Pengurus Masjid Agung Al-Muawwanah menggelar tasyakuran (syukuran) renovasi masjid terbesar di Kabupaten Sanggau itu, Rabu (01/02/2023) di serambi masjid tersebut.
Bupati Sanggau, Paolus Hadi, Kapolres Sanggau AKBP Suparno Agus Candra Kusumah, Dandim 1204 Sanggau, Letkol Bayu Yudha Pratama, Kepala OPD, tokoh agama dan tokoh adat hadir di acara tersebut.
“Sudah cukup malam sebenarnya, masjid agung ini kita renovasi dan hari ini baru kita syukurannya. Saya senang di masa jabatan saya, saya masih bisa hadir melihat perubahan masjid agung ini,” kata PH, sapaan akrab Paolus Hadi usai acara.
Bupati dua periode itu mengaku ingin masjid agung menjadi simbol yang mengindentitaskan Kabupaten Sanggau.
“Menurut saya sudah 80 persen sudah lumayan berubah dari yang dulu. Sisa 20 persen ini mungkin berkaitan dengan ornamen, tampilan lagi. Kami sudah berdiskusi mudah-mudahan bisa dilanjutkan terus, sehingga masjid agung kita bisa lebih bermartabat dari sisi tampilan,” katanya.
Kepada para pengurus, PH berpesan untuk memelihara dan terus mengembangkan inovasi terutama pemanfaatan wilayah masjid agung yang dikelola dan dimiliki yayasan.
“Gunakan supaya tempat ini tertata dengan baik. Tadi sudah banyak dibicarakan. Saya berharap koordinasi dengan pemerintah terus-menerus. Demikian juga dengan umat,supaya umat juga memiliki masjid agung ini. Pemahaman saya masjid agung ini adalah Kabupaten Sanggau,” sebutnya.
Masjid agung, kata PH, harus diperkuat lantan tahun ini Kabupaten Sanggau menjadi tuan rumah Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) XXXI tingkat Provinsi Kalbar.
“Tentu dari kabupaten-kabupaten akan datang ke sini. Masjid Agung akan mereka datangi. Untuk itulah saya berpesan pada pengelola, pengurus untuk lebih menata masjid agung ini,” pungkasnya.
Sementara itu, Ketua Pengurus Masjid Agung Al-Muawwanah, Gusti Zulmainis mengaku renovasi yang dilakukan sejak tahun 2012 telah memakan dana hampir Rp.10 miliar.
“Dari pemerintah sudah habis Rp.7.350.000.000, dari masyarakat ada sekian. Total hampir Rp10 miliar,” ujar Gusti Zulmainis.
Lamanya waktu renovasi, kata dia, disebabkan awalnya pengurus tak ingin mengubah total bangunan. Namun seiring berjalannya waktu, justeru sekitar 80 persen berubah.
“Karena menyesuaikan kondisi, model, dan struktur bangunan. Kemudian kepengurusan sudah banyak berganti. Saya sendiri sudah pengurus keempat,” akunya. (KiA)
Beri dan Tulis Komentar Anda