EQUATOR, Sanggau – Pemerintah Kabupaten Sanggau menargetkan menumpas angkutan Over Dimension and Over Loading (ODOL). Tahun 2023, tidak ada lagi angkutan dengan muatan berlebih yang boleh melintas di seluruh jalan Sanggau.
“Kementerian Perhubungan meminta kendaraan muatan berlebih tidak ada lagi di Indonesia,” kata Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Sanggau, Anselmus dijumpai di ruang kerjanya, Rabu (23/2/2022).
Anselmus menegaskan, pada tahun 2023 akan ada sanksi pidana bagi pelaku dan pemilik kendaraan ODOL. Sanksi itu mengacu Undang Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas.
“Mereka yang melanggar bisa dipidanakan. Untuk sekarang kita masih memberikan sosialisasi ke masyarakat. Kita memberi pembinaan-pembinaan. Kami juga tidak mau, sedikit-sedikit penjarakan,” kata Anselmus.
Perlu diingat, jeratan pidana tidak hanya berlaku kepada sopir, tetapi juga teruntuk pemilik kendaraan. Sopir dan pemilik kendaraan adalah satu kesatuan yang sama di mata hukum. “Jadi bukan hanya sopir. Tetapi juga pemilik transportasi itu,” tegas Kadis Perhubungan Sanggau.
Di Kalbar sendiri, menurut Anselmus, belum ada sopir dan pemilik kendaraan yang dipidana akibat menampung muatan berlebih.
“Karena kita lagi menyosialisasikan sampai 2023. Bahwa hati-hati, ODOL bisa dipidana. Jangan sampai pelaku transportasi angkutan ini dijerat pidana,” ingatnya.
Menurut Anselmus, aktivitas angkutan ODOL kerap kali merugikan pengguna jalan. Sebab, muatan berlebih sering kali membuat jalan rusak. Belum lagi persoalan kecelakaan akibat kelebihan muatan dan ukuran berlebih.
“Itu sudah melalui penelitian oleh lembaga keselamatan berlalu-lintas di Indonesia. Salah satuya tingginya kecelakaan akibat ODOL. Mulai rem blong, terbalik, muatan tumpah dan sebagainya,” beber Kadishub Sanggau ini.
Anselmus tak mengelak, angkutan ODOL merupakan persoalan dilematis. Antar Kementerian, kata dia, belum satu persepsi. Kementerian Perhubungan dan Kementerian Pekerjaan Umum.
“Karena untuk membuat jalan ini biaya mahal. Kita pernah mengalami itu. Ruas jalan Sanggau sampai Simpang Ampar tidak pernah beres. Itu sekelas jalan nasional. Apalagi jalan-jalan provinsi dan kabupaten yang disebkan over loading. Kekuatan jalan kita hanya delapan ton, tapi dibantai sampai 20-30 ton. Triliunan bikin jalan ini,” keluhnya.
Untuk Kabupaten Sanggau sendiri, ada jembatan timbang di Sosok yang salah satunya berfungsi meminimalisir angkutan ODOL tersebut.
“Jembatan timbang yang ada di Sosok itu Balai Pengelola Transportasi Darat (BPTD) 14 Wilayah Kalimantan Barat. Kewenangannnya, salah satunya mengatur bagaimana transportasi yang mengangkut muatan berlebih, terlalu besar dan terlalu Panjang,” lugas Anselmus. (KiA)
Beri dan Tulis Komentar Anda