
EQUATOR, Ketapang – Yayasan Inisiasi Alam Rehabilitasi Indonesia (YIARI) terus memperkuat peran perempuan dalam pelestarian lingkungan dan pemberdayaan ekonomi melalui program The Power of Mama (TPOM).
Program ini membimbing para ibu-ibu agar dapat berkontribusi menjaga ekosistem, meningkatkan kesejahteraan keluarga, serta menciptakan dampak positif bagi komunitas mereka.
Melalui program TPOM, YIARI juga memberikan pelatihan di berbagai bidang. Seperti pertanian berkelanjutan, pengolahan hasil alam, serta kewirausahaan berbasis lingkungan.
Dengan keterampilan yang diperoleh, para ibu-ibu tidak hanya meningkatkan perekonomian keluarga, tetapi juga turut berperan menjaga kelestarian alam di daerah tempat tinggalnya.
Senior Manager Media Komunikasi YIARI, Heribertus menjelaskan, TPOM bukan sekadar program, tetapi sebuah gerakan yang memfokuskan pentingnya peran ibu-ibu dalam menjaga keseimbangan antara manusia dan lingkungan.
“Perempuan memiliki peran penting dalam keluarga dan komunitas. Dengan membekali mereka keterampilan dan pemahaman tentang pentingnya konservasi, kami berharap dapat menciptakan perubahan yang lebih luas, baik bagi kesejahteraan manusia maupun keberlanjutan ekosistem,” kata Heri, Jumat (22/02/2025).
Menurut Heri, melalui program ini pihaknya meyakini dapat membangun kemandirian perempuan agar menjadi agen perubahan dalam komunitasnya.
“Para ibu-ibu yang tergabung di program ini tidak hanya mendapatkan manfaat ekonomi, tetapi turut menjaga kelestarian alam dengan menerapkan praktik ramah lingkungan di kehidupan sehari-hari,” jelasnya.
Salah satu anggota TPOM Desa Pematang Gadung, Efa mengungkapkan, bahwa dirinya mendapatkan banyak ilmu baru, terutama pada pengelolaan sumber daya alam secara berkelanjutan.
“Kami diajarkan cara mengolah hasil pertanian tanpa merusak lingkungan, serta bagaimana mengembangkan usaha rumahan yang dapat membantu ekonomi keluarga. Ini benar-benar membuka wawasan kami,” ungkap Efa.
Sementara, Rosmiati juga merasakan manfaat besar dari program tersebut. Dia mengaku semakin paham mengenai pentingnya menjaga keseimbangan antara ekonomi dan lingkungan.
“Sejak mengikuti program ini, saya jadi lebih sadar akan dampak dari setiap tindakan kita terhadap alam. Saya juga mulai menerapkan cara-cara bertani yang lebih ramah lingkungan,” sebutnya.
Selain memberdayakan perempuan, program TPOM berkontribusi pada pelestarian habitat satwa liar di sekitar kawasan Pematang Gadung. Dengan meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap pentingnya menjaga lingkungan, mereka menjadi lebih peduli terhadap keberlangsungan hutan dan ekosistem di sekitarnya.
Meski TPOM memberikan banyak manfaat, para peserta program tidak lepas dari sejumlah tantangan saat menjalankan aktivitas konservasi. Salah satu kendala utama yang dihadapi adalah kondisi cuaca dan medan yang sulit di wilayah Pematang Gadung.
“Ketika musim hujan, jalanan menjadi becek dan sulit dilalui. Ini membuat kami kesulitan saat melakukan patroli untuk memantau kondisi hutan. Tapi kami sadar, menjaga lingkungan adalah tugas bersama. Jadi meskipun ada hambatan, kami tetap berusaha menjalankan program sebaik mungkin,” pungkasnya. (Mi)