Site icon Equatoronline.id

Kekerasan terhadap Pelajar di Sambas Terekam Video, Polisi Turun Tangan

Dugaan kekerasan fisik yang terjadi antar pelajar di Kabupaten Sambas. Foto: SS Video

EQUATOR, Sambas – Kepolisian Resor (Polres) Sambas tengah menangani kasus dugaan tindak pidana kekerasan terhadap anak di bawah umur yang terjadi di area parkir samping Lapangan Futsal Alang, Desa Lumbang, Kecamatan Sambas. Peristiwa tersebut berlangsung pada Minggu (11/05/2025) sekitar pukul 15.05 WIB dan telah dilaporkan secara resmi oleh orang tua korban.

Korban seorang gadis berusia 13 tahun, pelajar asal Kecamatan Sambas. Dia diduga menjadi korban kekerasan fisik yang dilakukan pelajar putri lainnya berusia 14 tahun juga berdomisili di wilayah sama. Berdasarkan keterangan pelapor, kejadian bermula dari ajakan duel yang diduga dipicu pertikaian melalui media sosial.

Dari video yang viral, terduga pelaku menjambak rambut korban, membenturkan kepala ke lantai, serta melakukan pemukulan dan tendangan. Akibat kejadian tersebut, korban mengalami luka lecet di bagian belakang kepala, memar, serta nyeri pada leher, bahu, dan punggung.

Tindakan kekerasan tersebut sempat direkam dan disaksikan anak-anak lainnya. Rekaman tersebut menjadi salah satu barang bukti yang diserahkan kepada penyidik. Barang bukti lainnya meliputi pakaian korban, kutipan akta kelahiran, kartu keluarga, serta hasil visum et repertum dari fasilitas kesehatan.

Polres Sambas telah melakukan langkah awal penanganan, seperti memeriksa pelapor, menyita barang bukti, dan mengarahkan proses visum terhadap korban. Proses hukum akan dilanjutkan sesuai dengan ketentuan Pasal 80 ayat (1) Jo Pasal 76C Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak.

Kepala Polres Sambas AKBP Wahyu Jati Wibowo melalui Kepala Seksi Humas AKP Sadoko menegaskan bahwa pihaknya berkomitmen menindaklanjuti setiap laporan kekerasan terhadap anak secara profesional dan berkeadilan.

“Kami mengimbau masyarakat, khususnya kalangan pelajar dan orang tua, agar lebih bijak dalam menggunakan media sosial serta mengedepankan penyelesaian konflik secara damai dan edukatif,” ujar Sadoko. (ray)

Exit mobile version