EQUATOR, SANGGAU. Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Sanggau sudah diusulkan masuk status Kejadian Luar Biasa (KLB), pemberantasan sarang nyamuk pun terus dilakukan. Dinas Kesehatan Kabupaten Sanggau menegaskan Fogging bukan hal utama dalam mengatasi DBD.
“Jadi catatan kami adalah bukan fogging yang utama, tapi pemberantasan sarang nyamuk yang utama. Segenap masyarakat, tokoh masyarakat, tokoh agama, termasuk tenaga-tenaga kesehatan, yang dikedepankan adalah pemberantasan sarang nyamuknya. Karena sumbernya adalah nyamuk. Jadi gerakannya pemberantasan sarang nyamuk,” kata Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sanggau, Ginting, Senin (02/10/2023).
Ia mengatakan, fogging hanya dilakukan begitu ada laporan ditemukannya kasus DBD. Itu pun dilakukan di sekitar tempat tinggal penderita.
“Di situlah posisinya fogging. Baru dilakukan setelah kejadian. Makanya kami sampaikan bukan yang utama. Fogging itu hanya untuk membunuh nyamuk dewasa. Dan dilakukan hanya fokus di tempat penderita. Makanya tidak efektif. Yang efektifnya pemberantasan sarang nyamuk, dengan gerakan 3 M,” tegas Ginting.
Ginting juga mengimbau jika ditemukan gejala demam, terutama pada anak, cepat bawa ke fasilitas kesehatan untuk memastikannya. Jangan panik.
“Demam itu juga belum tentu DBD. Harus dibuktikan melalui pemeriksaan laboratorium,” terangnya.
Jumlah kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Sanggau terus meningkat. Dinas Kesehatan Kabupaten Sanggau mencatat sejak Januari hingga awal Oktober 2023 sudah tembus di angka 52 kasus.
Ginting menduga lonjakkan itu bisa saja terjadi akibat cuaca. Nyamuk akan mudah berkembang biak di air yang tergenang.
“Jadi kalau hujan terus menerus mungkin turun, karena air itu akan mengalir. Kalau ini hujan kadang kering, berarti air itu tergenang. Karena cuaca tidak menentu, curah hujan tidak menentu,” sebutnya. (KiA)
Beri dan Tulis Komentar Anda