Site icon Equatoronline.id

Jumlah Pasien Meninggal Akibat DBD di Sanggau Bertambah Jadi Enam Orang

Foto—Bassilinus
Foto—Bassilinus

EQUATOR, SANGGAU . Jumlah kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Sanggau terus meningkat. Data Dinas Kesehatan Kabupaten Sanggau mencatat Per 24 Oktober 2023 sudah ada 127 kasus. Enam di antaranya meninggal dunia.

“Tanggal 24 Oktober closingnya sekitar jam 04.30 pekan yang ke-43 kalender epidemologi kita sampai dengan saat ini total jumlah kasus itu ada 127 kasus. Sebanyak 121 kasus di antaranya yang kasus terkonfirmasi. Artinya dia sakit, lalu dilakukan pemeriksaan dari laboratorium dengan pemeriksaan fisik dan lainnya memang mengarah DBD,” kata Bassilinus, Plt. Kepala Bidang (Kabid) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kabupaten Sanggau, Selasa (24/10/2023).

Enam pasien meninggal akibat DBD tersebut, kata Bassilinus, berasal Kecamatan Tayan Hulu empat orang, satu dari Kecamatan Tayah Hilir dan satu dari Kecamatan Bonti. Ia mengatakan lima dari enam pasien meninggal tersebut adalah anak-anak, dan satu orang dewasa.

“Permasalahannya kalau kami lihat dari semua kronologis kasus ini sebenarnya ada keterlambatan. Rata-rata kasus yang kami temukan ini, dia sudah sakit empat sampai lima hari, itu di rumah. Setelah masuk hari kelima dan keenam baru dibawa ke Puskesmas,” kata Bassilinus.

Setelah diperiksa, lanjut Bassilinus, kondisi pasien cenderung masuk dalam fase Dengue Shock Syndrome (DSS). Biasanya kondisinya masuk pada fase kritis. Dengan kondisi tersebut Puskesmas tidak bisa menangani.

“Dirujuklah ke RS. Dan rata-rata angka kematian itu di RS. Karena itu fasenya masuk hari keenam. Itu yang memang kita agak sensitif. Kita sulit memberikan treatment pengobatan karena sudah masuk fase DSS itu tadi,” ungkapnya.

Bassilinus juga mengungkapkan 127 kasus DBD tersebar hampir di seluruh kecamatan. Data terakhir mencatat empat kecamatan yang masuk kategori endemis yaitu Kapuas, Parindu, Balai dan Tayan Hilir.

Dengan kondisi ini, ia berharap ada perubahan perilaku masyarakat, mulai dari yang sederhana yaitu pemberantasan sarang nyamuk (PSN), perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), terutama lingkungan. (KiA)

Exit mobile version