Site icon Equatoronline.id

Jokowi Pastikan Pertumbuhan Ekonomi Kuartal III Bakal Lebih Rendah dari Sebelumnya

Presiden Joko Widodo menyampaikan Pidato Kenegaraan dalam Sidang Tahunan MPR RI, dan Sidang Bersama DPR RI-DPD RI, Senin (16/8/2021).
Keterangan foto: Presiden Joko Widodo saat menyampaikan Pidato Kenegaraan dalam Sidang Tahunan MPR RI, dan Sidang Bersama DPR RI-DPD RI, Senin (16/08/2021). (Istimewa)

EQUATOR, Jakarta – Kendati pertumbuhan ekonomi pada kuartal ke II 2021 berhasil maju di kisaran 7,07 persen, namun Presiden RI, Joko Widodo (Jokowi) memastikan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III akan lebih rendah.

“Harapannya ini bisa berlanjut di kuartal III, meski kami pastikan bahwa pertumbuhan ekonomi di kuartal III pasti akan lebih rendah daripada kuartal II,” ujar Jokowi di acara Sarasehan 100 Ekonom, Kamis (26/08/2021).

Dikutip dari CNNIndonesia.com, Jokowi mengatakan proyeksi ini didasari karena Indonesia mengalami lonjakan kasus Covid-19 pada akhir kuartal II 2021. Hal ini terjadi karena menyebarnya Covid-19 varian Delta.

“Di awal Februari, kasus harian itu di angka 12.800-an per hari, kemudian setelah Februari ke Maret, April, Mei, bahkan 14 Mei itu turun 2.633 kasus. Tapi karena varian delta, kemudian melompat naik di 15 Juni sampai 56 ribu kasus,” terangnya.

Hal ini mau tidak mau membuat pemerintah harus menerapkan kebijakan PPKM Darurat mulai 3 Juli 2021, yang kemudian diubah istilahnya menjadi PPKM Level 4. Kebijakan ini membuat mobilitas dan aktivitas masyarakat dibatasi secara ketat.

Kebijakan itu segera diambil karena hasil konsultasi pemerintah dengan beberapa epidemiolog menemukan bahwa kasus berpotensi melonjak lebih tinggi.

“Tim epidemiolog saat itu menyampaikan pada saya, ‘Pak hati-hati karena ini bisa naik sampai 80 ribu, kemudian naik jadi 160 ribu, kalau tidak bisa dihentikan, bisa naik menjadi 400 ribu,” katanya.

Lebih lanjut, Jokowi mengatakan, pemerintah menyiapkan tiga langkah untuk mempercepat pemulihan ekonomi tanah air ke depan. Pertama, melalui hilirisasi industri. Hal ini, sambungnya, sudah dilakukan dengan menyetop ekspor nikel mentah.

“Hasilnya mulai terlihat, ekspor besi baja kita dalam setengah tahun ini saja sudah kurang lebih US$10 miliar. Tidak hanya nikel, tapi ke depan, kita mulai untuk bauksit, emas, tembaga, sawit, sebanyak mungkin turunan dari bahan mentah, minimal jadi barang setengah jadi, dan syukur-syukur bisa jadi barang jadi,” tuturnya.

Kedua, digitalisasi UMKM. Jokowi mengklaim langkah ini juga sudah memberi hasil, di mana ada 15,5 juta pelaku UMKM yang telah bergabung dalam platform digital, baik di tingkat daerah hingga global.

Ketiga, ekonomi hijau. Saat ini, katanya, pemerintah sudah membangun kawasan industri hijau yang menggunakan energi hijau dan akan menghasilkan produk hijau.

“Kita harap punya kekuatan besar ke depan yaitu produk hijau dari ekonomi hijau yang akan dibangun tahun ini,” ucapnya. (FikA)

Exit mobile version