EQUATOR, Ketapang – Bulan Agustus merupakan momen penting bagi sejarah bangsa Indonesia, lantaran kemerdekan Indonesia dari penjajah dapat diraih pada bulan ini.
Bagi sebagian masyarakat, selain nilai sejarahnya, momen ini turut dimanfaatkan untuk mereka mendulang rupiah dengan berjualan bendera merah putih.
Saat ini, di Kabupaten Ketapang sudah terdapat sebanyak 25 orang yang berasal dari Jawa Timur, Jawa Tengah dan Jawa Barat, tersebar di berbagai titik untuk berjualan bendera di pinggir-pinggir jalan. Dengan sabarnya, mereka berharap banyak masyarakat yang datang membeli.
Tak melulu sekadar berjualan, banyak dari para pedagang itu yang mengaku ingin juga menambah wawasan di luar daerah mereka masing-masing. Seperti Qordy Zulfiqor (20 tahun), satu di antara penjual bendera merah putih di Lapangan Sepakat, Jalan Sisingamangaraja, Sampit, Kecamatan Delta Pawan, Ketapang.
“Kalau saya tidak hanya fokus pada penghasilan Mas, karena saya masih muda dan belum berkeluarga, saya ingin menambah pengalaman di luar daerah saya. Pengalaman itu yang berharga buat saya,” ungkap pria asal Kota Bandung, Jawa Barat itu saat ditemui awak media, Selasa (06/08/2024) sore.
Qordy menyampaikan, bahwa lapak jualan bendera tersebut dibuka dari pukul 06.00 WIB sampai 18.00 WIB. Ia sudah memulai usaha ini dari sebulan yang lalu.
“Untuk warga Ketapang yang mau beli bendera bisa langsung datang ke Sepakat, kita buka dari jam 06.00 WIB – 18.00 WIB, dan akan tutup pada tanggal 16 Agustus 2024,” tuturnya ramah dengan logat bahasa Sunda.
“Harga bendera yang kami tawarkan sangat beragam, yakni dari harga Rp 5000 sampai Rp 300 ribu, tergantung ukuran benderanya,” lanjut Qordy.
Ia mengungkapkan, bahwa penjualan bendera pada tahun ini mengalami penurunan yang signifikan, hal tersebut akibat hadirnya belanja online.
“Ini merupakan kali ketiganya saya datang ke Kabupaten Ketapang, untuk penghasilannya selalu menurun dari tahun lalu, contohnya tahun pertama, dalam satu bulan bisa dapat bersihnya Rp 12 juta, tahun kedua Rp 9 juta, dan untuk saat ini belum dihitung, namun untuk penghasilan sehari dari Rp 150 – Rp 300 ribu,” kata Qordy.
“Kalau pembeli, tidak selalu ramai Mas, kadang ya sepi, kadang ramai, kalau sepi biasanya hanya dapat Rp 30 ribu satu hari, kalau ramai sampai Rp 1 – Rp 3 juta satu hari,” imbuhnya.
Qordy menjelaskan, beberapa jenis bendera yang dijualnya, seperti bendera khusus untuk mobil atau motor, bendera untuk kantor-kantor yang memiliki panjang mencapai 12 meter, bendera khusus untuk rumah dan umbul-umbul.
Selama Qordy bercerita dengan wartawan media ini, bendera yang laris terjual dan memiliki hasil yang besar adalah bendera jenis umbul-umbul.
“Kalau bendera yang paling banyak pembelinya biasanya bendera umbul-umbul Mas, soalnya kan kalau mereka beli cuma sedikit, tanggung. Kadang ada yang beli sampai 50 buah sampai 100 buah Mas, hasilnya pun lebih besar Mas yang umbul-umbul,” cerita Qordy sambil menunjuk ke arah bendera jenis umbul-umbul.
Ia menuturkan, bahwa setelah 17 Agustus 2024, ia akan pulang ke kampung halaman di Bandung, Jabar.
“Setelah jualan ini kemungkinan saya jalan-jalan ke tempat wisata di Kabupaten Ketapang dan Kabupaten Kayong Utara, usai refreshing baru pulang ke Jabar,” tutup Qordy. (agus)