EQUATOR, SANGGAU. Aksi Bergizi di Sekolah yang digelar Dinas Kesehatan Kabupaten Sanggau di SMPN 01 dan SMAN 02 pada Rabu (26/10/2022) menemukan fakta bahwa hampir 50 persen pelajar tidak sarapan di rumah.
“Ternyata anak sekolah itu, hampir 50 persen itu tidak sarapan di rumah. Mungkin mengharapkan sarapan di kantin sekolah, alasannya macam-macam. Ada yang tidak sempat, ada yang mual kalau sarapan, ada yang BAB kalau sarapan,” ungkap Ginting, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sanggau di sela-sela acara.
Ia mengimbau para pelajar membiasakan sarapan di rumah sebelum berangkat sekolah.
“Biasakanlah sarapan di rumah dengan sarapan sehat. Sarapan sehat tidak mesti mahal. Sebaiknya menggunakan makanan-makanan lokal, supaya begitu sampai di sekolah benar-benar siap untuk belajar. Karena kalau tidak sarapan di rumah, sarapannya di sekolah pasti jam istirahat. Itu sudah telat waktu sarapan,” terangnya.
Ginting menegaskan, sarapan sangat penting bagi tubuh. Jika dihitung sejak makan malam sekitar pukul 18.00 atau 19.00, hingga berangkat sekolah sekitar pukul 06.00 atau 07.00, artinya ada 12 jam perut dalam keadaan kosong.
“Jangan ditambah lagi sampai menjelang siang. Karena pagi-pagi sudah kosong, jadi harus diisi. Tadi ada yang bilang, kalau sarapan, saya BAB. Ya bagus. Artinya pagi-pagi, harus ada masukan yang baru, dan kotoran dibuang. Itulah yang kita edukasi ke siswa-siswi. Bagaimanapun juga, remaja adalah generasi penerus yang menentukan kemana arah bangsa kita ini. Arah bangsa kita ini tergantung bahaimana kesehatan remajanya,” bebernya.
Dalam aksi serentak itu secara nasional itu, selain sarapan sehat bersama juga dilakukan senam bersama. Kemudian, minum tablet tambah darah untuk siswi, serta pemeriksaan hemoglobin bagi siswi untuk mengetahui berapa banyak yang anemia di sekolah.
Tak kurang dari 1052 pelajar ikut di Aksi Bergizi di Sekolah ini. Terdiri dari 529 pelajar dari SMAN 02, dan 523 pekajar SMPN 01.
Sementara itu, Kepala SMAN 02, Silas menilai Aksi Bergizi di Sekolah sangat postif bagi para pelajar. Ia menyebut para pelajar di SMN 02 datang dari berbagai macam latar belakang.
“Ada sekian persen peserta didik kita ini berasal dari keluarga menengah bahkan kurang mampu. Untuk mereka ini biasanya mereka kalau ke sekolah tidak dalam kondisi sangat sehat. Biasanya mereka berangkat ke sekolah tanpa ada sarapan. Tentu dengan adanya pencontohan hari ini, bahwa dilaksanakan sarapan secara serentak bersama-sama, semoga ini bia kita sosialisasikan dan kita komunikasikan. Mungkin kedepan, pelan-pelan kita betul-betul mewajibkan adanya sarapan,” ungkap Silas. (KiA)
Beri dan Tulis Komentar Anda