EQUATOR, SANGGAU. Dua Wakil Ketua DPRD Kabupaten Sanggau, Acam dan Timotius Yance mendatangi gedung Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) di Jakarta pada Jumat (29/09/2023).
Kedatangan dua petinggi DPRD Sanggau itu untuk mencari tahu terkait investasi yang masuk baik dari dalam maupun luar negeri. Ditambah lagi Kementerian Investasi/BKPM menurut Timotius Yance merupakan kementerian primadona di era Presiden Jokowi.
“Greget juga kita, jadi iseng-iseng lah kita datang ke sana, dengan keingintahuan kita. Kebetulan dengan jabatan yang ada pada kita, saya dengan pak Acam, melakukan kunjungan kerja ke Kementerian Investasi. Ketika kita sounding ke sana, banyak hal yang kita ketahui di Kementerian Investasi terkait dengan peluang-peluang investasi di tempat kita,” kata Timotius Yance kepada wartawan, Senin (02/10/2023).
Yance mengatakan, selama ini Kementerian Investasi/BKPM selama ini mendapat informasi dari laporan-laporan yang masuk.
“Tapi secara langsung, baru mereka dapat informasi dari kita. Kita uraikan semua potensi-potensi yang kita ketahui. Banyak hal, kaitannya dengan potensi tambang, lintas batasnya, karena kita unik, berbatasan langsung dengan Malaysia, sehingga banyak peluang-peluang usaha yang dapat diciptakan,” ungkapnya.
Yance mengatakan pihak Kementerian Investasi/BKPM sangat respek dengan Kalimantan Barat, karena berbatasan langsung dengan Malaysia dan juga sebagai penyangga Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara.
“Ini yang menjadi nilai plus. Karena tidak semua investasi dapat dikerjakan di dalam IKN sendiri. Terutama kaitannya pertambangan, dan industri, karena di IKN sendiri kan sudah ada floting-flotingnya. Salah satu peluang untuk dibuatkannya industri hilir, gara-gara penyangga. Seperti di Jakarta kan, tidak semua industri itu di Jakarta. Adanya di Kerawang,” bebernya.
Dari hasil pertemuan itu terungkap sejumlah potensi-potensi yang ada di Kabupaten Sanggau. Satu di antaranya adalah ada sekitar 6000 hektar lahan pasir kuarsa di Kabupaten Sanggau.
“Bayangkan 6000hektar betapa besarnya di Kabupaten Sanggau. Hal-hal ini lah yang mereka minta dukungan dari kita untuk data-data yang akurat, sehingga mereka bisa menyampaikan kepada investor, baik dalam maupun luar negeri,” ungkap Yance.
“Nanti mereka sendiri menghitung investasinya. Satu saja titipan dari mereka. Karena investasi ini harus ada dukungan masyarakat. Kalau suatu wilayah yang iklim investasinya tidak kondusif, terutama penanaman modal Asing itu, akan ngeri,” tambahnya.
Potensi lainnya di Kabupaten Sanggau adalah bungkil sawit yang dapat diolah menjadi pakan ternak. Selama ini, lanjut Yance, yang mengambil bungkil sawit di Kalbar adalah dari pulau Jawa.
“Alangkah sayangnya barang ini tidak kita manfaatkan. Pertama kita pasti bisa menghemat biaya ongkos kirim kalau hilirisasinya di sini. Kita ada hampir 30 pabrik kelapa sawit yang ada bungkil sawitnya. Itu bahan baku untuk pakan ternak,” ungkap Yance.
Selain itu, jagung juga memiliki potensi yang cukup bagus di Kabupaten Sanggau. Yance mengklaim sudah ada beberapa investor yang berminat, untuk memotong rantai pasok bahan baku yang terlalu panjang.
“Ini potensi yang cukup bagus untuk kita jual ke investor. Ini yang kemarin dibicarakan pihak BKPM kepada kita dari Sanggau. Bagaimana caranya kita bekerja sama, mereka menyediakan calon investornya. Kita mendukung mereka dengan data,” pungkas Yance. (KiA)
Beri dan Tulis Komentar Anda