EQUATOR, SANGGAU. Dinas Kesehatan Kabupaten Sanggau terus berjibaku menurunkan angka stunting, meski masih terkendala sarana dan prasarana. Kepala Dinas Kesehata Kabupaten Sanggau, Ginting, mengakui pihaknya kekurangan 300 alat antropometri atau alat yang berfungsi menilai ukuran, proporsi, dan komposisi tubuh manusia.
“Saat ini kita sudah punya sekitar 400 unit. Kebutuhan kita 700 unit. Masih ada kurang 300 lagi alat ukur (antropometri) yang standar. Jadi nanti setiap Posyandu tidak perlu lagi saling pinjam, kalau sekarang kan saling pinjam,” katanya, usai hadir dalam Pencanangan Posyandu Online di Kelurahan Tanjung Kapuas, belum lama ini.
Idelanya, kata Ginting, setiap Posyandu memiliki satu antropometri. Pun demikian dengan tenaga kesehatannya. “Jadi kader itu kita latih untuk supaya standar,” sebutnya.
Saat ini angka persentase stunting di Kabupaten Sanggau, lanjut Ginting, masih berbeda dari dua sumber: Survei Status Gizi Indonesia ( SGI) dan Elektronik-Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (E-PPGBM).
“Stunting ini ada dua sumber datanya. Pertama SSGI, SSGI ini kita 32,5 persn. Tapi E-PPBGM 17prsen. Nanti kita total populasi, jadi bukan lagi SSGI bukan lagi E-PPBGM tapi memang laporan by name dan by address,” ungkapnya.
Melalui Posyandu Online, kata Ginting, total populasi pasti akurat. Pasalnya Balita ditimbang secara langsung dan dilaporkan secara online itu sudah pasti datanya akurat.
“Jadi harapan kita nanti dengan cara data yang akurat ini bisa dilakukan intervensi yang akurat juga. Katakan lah di sini enam sasarannya. Itu harus kita intervensi benar jadi menunjang,” sebutnya.
Untuk target penurunan tahun 2024, tetap sesuai dengan arahan Presiden Jokowi, sebesar 14 persen. “Walau pun ini target yang ambisius tapi kita tetap optimis,” pungkasnya. (KiA)
Beri dan Tulis Komentar Anda