EQUATOR, SANGGAU. Dinas Kesehatan (Dinkes) Sanggau menggelar Advokasi dan Koordinasi Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STMB), Selasa (05/03/2024) di aula Dinkes Sanggau. Acara yang digelar hingga sore hari tersebut dihadiri para perwakilan Forkompimda, Organisasi Perangkat Daerah (OPD), Camat, serta Kepala Puskesmas se-Kabupaten Sanggau.
Di acara tersebut terungkap, ternyata jumla desa yang udah Open Defecation Free (ODF) atau tidak lagi Buang Air Besar (BAB) sembarangan, sangat kecil. Hanya 11 desa dari 169 desa se-Kabupaten Sanggau.
Kepala Bidang (Kabid) Kesehatan Masyarakat (Kesmas) Dinas Kesehatan (Dinkes) Sanggau, Stepanus Jonedi menyebut 11 tersebut terdiri dari enam desa di Kecamatan Kembayan, satu di Kecamatan Mukok, satu desa di Kecamatan Kapuas, dua desa di Parindu, erta satu desa lagai di Tayan Hulu.
“Artinya baru enam persen. Kalau kita ikutkan kebijakan nasional, seharusnya 118 desa. Tapi ada kebijakan daerah, sesuai kemampuan daerah, target kita kita selanjutnya adalah 65 desa ODF. Makanya dibuat komitmen pertemuan seperti ini, supaya sektor mana saja yang terlibat bisa memberi peran,” kata Stepanus Jonedi, Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat (Kesmas) Dinas Kesehatan (Dinkes) Sanggau usai acara.
Masih rendahnya persentase ODF, diakui Jonedi membuat Kabupaten Sanggau berada di posisi tiga terendah dalam hal sanitasi total berbasis masyarakat se-Kalbar. Justeru Kabupaten Sekadau, Sintang dan Kayong Utara menempati tiga tertinggi.
Ia menyebut, persoalan sanitasi tak melulu soal BAB sembarang. Ada empat pilar lainnya yaitu; Cuci tangan pakai sabun, pengelolaan air minum makanan rumah tangga, pengamanan sampah rumah tangga, dan pengamanan limbah cair rumah tangga.
“Ini melibatkan banyak stake holder. Dinkes ada di perubahan perilaku. Tapi kalau sarananya tidak ada, mau kemana. Dinkes sudah tidak bisa lagi ke ranah fisik. Sudah ada tupoksinya masing-masing. Ayo kita (Dinkes, red) pacu di perilaku,” pungkasnya. (KiA)
Beri dan Tulis Komentar Anda