EQUATOR, SANGGAU. Akses sanitasi masih menjadi pekerjaan rumah bagi Pemerintah Kabupaten Sanggau. Persentase akses sanitasi Kabupaten Sanggau masih di angka 59 persen. Masih jauh dari target nasional yang mencapai 100 persen.
Kepala Dinas Perumahan Cipta Karya Tata Ruang dan Pertanahan (DPCKTRP) Kabupaten Sanggau, Didit Richardi mengatakan, kondisi itu harus ditambah dengan anggapan di masyarakat bahwa sanitas kebukan kebutuhan dasar.
“Masyarakat menganggap sanitasi bukan kebutuhan dasar. Padahal kami dari dinas ini menganggap kebutuhan dasar selain rumah dan air bersih. Memang harus kamilah yang memperjuangkan bahwa ini penting,” kata Didit Richardi, Senin (27/11/2023).
Akan halnya, Pemerintah Pusat yang menganggap pelayanan air bersih dan sanitasi sangat penting. Stereotipe itulah, diakui Didit belum bisa ditiru ke daerah. Satu sisi, akses sanitasi dan air bersih, kata Didit, bukan barang murah. Terutama di Kabupaten Sanggau yang wilayahnya luas.
“Untuk menaikkan satu persen saja (air bersih dan sanitasi) itu perlu Rp.10 miliar. Karena kita ini kan luas wilayah. Tidak bisa sama dengan wilayah yang kecil dan anggaran yang kecil bisa meningkatkan langsung persentase air bersih dan sanitasi,” ungkapnya.
Masyarakat, lanjut Didit, lebih senang ketika dana yang ada banyak tersedot untuk pembangunan dan perbaikan ruas jalan, karena menganggap akses yang langsung menyentuh mereka.
“Padahal kebutuhan dasar mereka seperti air bersih dan sanitasi itu sebenarnya perlu penganggaran. Cuma masih kurang prioritas bagi kita. Kalau sanitasi mengandalkan DAK. Kalau air bersih masih bisa keroyokan,” pungkasnya. (KiA)
Beri dan Tulis Komentar Anda