
EQUATORONLINE.ID – Hari Pelanggan Nasional menjadi momentum bagi PLN untuk kembali menegaskan bahwa dedikasi kepada pelanggan tidak hanya diwujudkan lewat pelayanan kelistrikan, tetapi juga melalui kepedulian sosial dan lingkungan. Di tengah semangat tersebut, PT PLN (Persero) Unit Pelaksana Transmisi (UPT) Palangkaraya melaksanakan monitoring program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) tahun lalu, berupa Penguatan Komunitas dalam Mitigasi Bencana Kebakaran Hutan dan Lahan di Kawasan Hutan Gambut Jumpun Pambelom.
Program yang digarap bersama Yayasan Huma Betang Nusantara ini menjadi bukti bahwa kehadiran PLN bagi pelanggan bukan sekadar menghadirkan listrik yang andal, tetapi juga melindungi ruang hidup masyarakat. Kawasan gambut Jumpun Pambelom, yang rawan kebakaran hutan dan lahan, kini menjadi wadah pembelajaran bersama untuk menguatkan kapasitas komunitas dalam pencegahan karhutla.
Sebagai bagian dari monitoring, tim PLN bersama komunitas setempat melakukan percobaan acak terhadap sumur bor yang telah dibangun untuk memastikan fasilitas tersebut berfungsi baik saat dibutuhkan dalam kondisi darurat kebakaran. Dari 20 sumur bor yang tersedia, sebanyak 8 unit yang diuji secara acak semuanya masih berhasil mengeluarkan air dengan baik. Temuan ini menjadi bukti nyata keberlanjutan manfaat program sekaligus dasar evaluasi untuk memastikan kesiapan infrastruktur dalam menghadapi musim kemarau.
Ditemui pada kesempatan terpisah, General Manager PLN UIP3B Kalimantan, Riko Ramadhano Budiawan, menyampaikan bahwa Hari Pelanggan Nasional adalah refleksi komitmen PLN dalam memberikan pelayanan terbaik. Ia menekankan bahwa keberadaan PLN harus mampu memberikan manfaat ganda, baik berupa listrik yang andal maupun upaya menjaga keberlanjutan lingkungan melalui program TJSL.
“PLN selalu menempatkan pelanggan sebagai prioritas utama. Hari Pelanggan Nasional menjadi momentum penting bagi kami untuk menegaskan bahwa layanan tidak hanya berhenti pada penyediaan listrik, melainkan juga diwujudkan dalam kepedulian terhadap masyarakat dan lingkungan. Program mitigasi karhutla di Jumpun Pambelom adalah bentuk nyata komitmen tersebut,” ujar Riko.
Manager PLN UPT Palangkaraya, Eko Prasetyo, menegaskan bahwa monitoring ini penting untuk memastikan manfaat program benar-benar dirasakan masyarakat.

“Hari Pelanggan Nasional adalah saat yang tepat untuk merefleksikan arti pelayanan. Bagi PLN, pelanggan tidak hanya penerima listrik, tetapi juga bagian dari komunitas yang harus kita lindungi dan dampingi. Melalui program ini, kami ingin hadir bukan hanya untuk menerangi, tetapi juga menjaga keberlanjutan lingkungan,” ujar Eko.
Sementara itu, Ketua Pembina Yayasan Huma Betang Nusantara, Januminro, memberikan apresiasi atas perhatian PLN terhadap komunitas lokal.
“Kami sangat berterima kasih karena PLN tidak hanya memberikan dukungan di awal, tetapi juga terus melakukan pendampingan dan evaluasi. Hal ini menunjukkan komitmen yang tulus untuk memberdayakan masyarakat dan menjaga kawasan gambut tetap lestari,” tuturnya.
Kehadiran program TJSL ini menjadi pengingat bahwa listrik yang sampai ke rumah pelanggan tidak bisa dipisahkan dari tanggung jawab sosial dan keberlanjutan. Semangat Hari Pelanggan Nasional yang diperingati setiap 4 September, bagi PLN bukan sekadar perayaan seremonial, melainkan perwujudan nyata bahwa listrik untuk rakyat adalah juga tentang menjaga alam, memberdayakan komunitas, dan menyalakan harapan. (dis)

Beri dan Tulis Komentar Anda