EQUATOR, SANGGAU. Cuaca panas dalam dua pekan terakhir di Kabupaten Sanggau membuat Wakil Ketua DPRD Kabupaten Sanggau, Acam, khawatir potensi terjadi kebakaran hutan dan lahan (Karhutla). Ia pun mengingatkan Peemerintah Daerah (Pemda) Sanggau melalui instansi terkait, waspada.
“Yang berkaitan dengan kondisi kita hari ini yang sedang memasuki kemarau. Terasa ekstrem betul panasnya ini. Kami dari DPRD tentu menegaskan kembali dan kesiapan Pemerintah Daerah dalam hal penanggulangan Karhutla,” kata Acam, Selasa (18/04/2023).
Terlebih, kata Politisi Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura) ini, memasuki cuti bersama lbur lebaran. Ketika tidak ada persiapan dan kesiapan yang matang, jika terjadi Karhutla, tentu proses penanganannya akan terhambat.
“Untuk itu kami sangat berharap kepada instansi terkait untuk siaga dini. Meskipun kita tidak dalam masa kerja (cuti bersama), kalau itu terjadi dapat diantisipasi dengan cepat. Tidak menimbulkan dampak dan efek yang sangat buruk, bukan hanya orang Kalbar, tapi juga “ekspor” ke luar negeri,” tegasnya.
Terkait peladang yang kerap dijadikan kambing hitam ketika terjadi Karhutla, Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Partai Hanura ini menegaskan sebenarnya peladang sudah memiliki regulasi tersirat. Para peladang, sebut dia, hidup di tengah-tengah masyarakat adat yang sangat menghargai kepemilikan orang lain.
“Apabila dirusak, mereka diwajibkan untuk mengganti. Mulai dari adat sampai biaya dan deal-deal lainnya. Maka ketika mereka membakar, mereka membuat sekat-sekat pembatas api, sehingga kasus kebakaran lahan (dalam jumlah besar) sangat jarang terjadi. Kalau yang sering terjadi itu sering yang di lahan gambut. Sementara di Sanggau ini wilayah gambut tidak begitu banyak. Dan itu umumnya tidak digunakan untuk ladang. Gambut di Kabupaten Sanggau ini banyak yang dialih-fungsikan untuk sawit,” bebernya. (KiA)
Beri dan Tulis Komentar Anda