EQUATOR, Jakarta – Setelah bergelut selama satu bulan lamanya–pada Senin (23/08/2021), China dengan ‘pede’-nya melaporkan nol kasus untuk infeksi lokal baru Covid-19 varian Delta.
Bahkan sehari sebelumnya, pada Minggu, China hanya melaporkan adanya 21 kasus impor, tanpa adanya kasus lokal baru.
Keberhasilan negeri tirai bambu itu pun tak lepas dari peran Xi Jinping, sebagai Presiden China, dalam menahan wabah Covid-19 paling parah sejak awal tahun 2021.
Dikutip dari CNBCIndonesia.com, Rabu (25/08/2021), terdapat beberapa strategi yang dilaukan China dalam menekan wabah Covid-19 dan ‘menyetop’ kasus kematian akibat pandemi tersebut.
Pertama, China tak ragu untuk melakukan lockdown. Demi menekan angka penyebaran Covid-19, pemerintah China mengambil tindakan cepat dengan melakukan penguncian (lockdown). Ini dilakukan baik secara nasional maupun daerah.
China juga sempat memberlakukan lockdown berdasarkan wilayah munculnya kasus infeksi. Ini sama seperti awal pandemi di akhir 2019, di mana China juga menjadi negara yang tak ragu melakukan lockdown hingga angka kasus infeksi dan kematian dapat ditekan.
Tak hanya itu, China juga dengan cepat menyiapkan perawatan medis tepat waktu untuk kasus infeksi dan karantina bagi orang yang kontak erat.
Negeri itu juga melakukan manajemen tertutup di komunikas perubahan hingga menangguhkan lalu lintas penumpang.
Strategi ini terbukti efektif dalam mengendalikan lebih dari 20 wabah impor secara cepat sejak dimulainya epidemi.
Kedua, China memberlakukan disiplin prokol kesehatan yang ketat, seperti penggunaan masker, cuci tangan dan jaga jarak.
Meski China melaporkan nol kasus lokal baru, ada kemungkinan wabah impor masuk ke negara itu. Penggunaan masker dan sering mencuci tangan dapat membantu mengurangi penularan varian Delta yang sangat menular.
Ketiga, vaksinasi. Vaksin juga menjadi alat yang menurut China ampuh. Komisi Kesehatan Nasional (NHC) China menyatakan sudah lebih dari 1,94 miliar dosis vaksin Covid-19 telah diberikan di negara itu hingga hari ini.
China juga diprediksi akan mencapai tingkat vaksinasi 80% populasi pada akhir tahun 2021 ini. Sehingga mereka nantinya akan membentuk kekebalan kelompok (herd immunity).
Studi awal tentang wabah Covid-19 terbaru di Provinsi Guangdong China selatan juga menunjukkan bahwa vaksin buatan China efektif terhadap varian Delta.
Masih dilansir dari CNBCIndonesia.com, ahli epidemiologi terkemuka Zhong Nanshan mengatakan, kemanjuran perlindungan keseluruhan vaksin domestik China mendekati 60% terhadap varian Delta dan 100% terhadap kasus yang parah.
Kemudian, keempat, China menerapkan uji tes dan deteksi dini Covid-19. Dimana pengendalian pandemi di China juga dipicu tes yang gencar. Pengujian asam nukleat cepat dapat mengidentifikasi warga yang terinfeksi dan mengendalikan sumber infeksi.
Dalam pengujian massal di antara kelompok populasi kunci, negara itu terus menggunakan teknologi pengujian asam nukleat dan meningkatkan frekuensi pengujian. Ini untuk memaksimalkan deteksi tepat waktu dari semua orang yang terinfeksi. (FikA)
Beri dan Tulis Komentar Anda