EQUATOR, Sambas – Bupati Sambas, Satono menyerahkan alat mesin pertanian (alsintan) secara simbolis kepada petani, di halaman kantor Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Sambas, Sabtu (21/08/2021). Alsintan ini berasal dari program pokok-pokok pikiran (pokir) Wakil Ketua DPR RI Komisi IV, Daniel Johan.
Dalam kesempatan itu, Satono berpesan, agar alsintan yang telah diberikan–berupa traktor roda empat dan hand traktor roda dua tersebut, dapat dimanfaatkan petani dengan sebaik-baiknya. Jangan sampai, kata dia, bantuan yang telah diberikan itu hanya disimpan hingga rusak lalu menjadi barang rongsokan.
“Jadi pesan saya kepada bapak ibu semuanya, dengan adanya bantuan alat ini jangan di simpan saja, harus dipakai dan dimanfaatkan untuk petani. Jangan sampai dibiarkan rusak jadi rongsokan, dirawat lah dengan baik,” katanya.
Lebih lanjut, Satono mengatakan, lebih dari 70 persen masyarakat Sambas berprofesi sebagai petani. Maka dari itu, bantuan dari pemerintah pusat harus dilakukan secara berkelanjutan. Saat ini sambungnya, pekerjaan rumah bagi pemerintah di sektor pertanian sangat banyak. Namun pemerintah di masa Satono-Rofi, sedang fokus untuk meningkatkan jumlah produksi terutama padi.
“Kemarin yang kita panen di Lonam ada 8.05 ton per hektar, terbanyak se-Kalbar. Ini merupakan kabar yang luar biasa. Harapan saya satu hektar itu bisa 10 ton, dalam setahun bisa 3 kali panen varietas inpari 36 dan 37 itu. Tapi lagi-lagi, memang masih banyak hal yang perlu kita perhatikan,” ujarnya.
Satono mengatakan, keberhasilan pembinaan sektor pertanian tidak lepas dari peran penyuluh (PPL), namun faktanya kata dia, saat ini jumlah penyuluh pertanian di Kabupaten Sambas sangat minim. Ia pun meminta kepada Daniel Johan, sebagai wakil rakyat, dapat mengawal aspirasi tersebut sampai ke pemerintah pusat.
“Perlu support Pak Daniel Johan, karena bagaimana memberikan pendampingan kepada bapak ibu petani yang di bawah inilah yang paling penting,” katanya.
Sementara itu, Daniel Johan mengatakan, para petani di Kabupaten Sambas sudah harus mulai berpikir tentang digitalisasi pertanian. Karena di masa pandemi ini, penggunaan metode digital sangat berguna dan dianggap paling efektif.
“Selama ini banyak Bimtek dilakukan, namun belum pernah materinya tentang digitalisasi pertanian. Saya akan dorong itu, namun harus tau dulu, apakah petani paham mengenai digitalisasi, manfaatnya untuk apa, seperti apa dan siap tidak petaninya. Nanti dari hasil survey ini kan kita rumuskan hasilnya seperti apa,” katanya.
Daniel berharap, petani setuju jika harus hijrah ke metode pertanian digital. Dia ingin Sambas jadi percontohan pertama bagi daerah di Kalbar. Nantinya aplikasi itu akan memudahkan masyarakat luar untuk mengenal dan melihat seperti apa sektor pertanian di Sambas.
“Saya akan dorong ini, percontohan pertama di Sambas. Nanti jeruk Sambas bukan hanya orang Sambas, tapi orang yang di Amerika, di Korea, tau bahwa ada yang namanya jeruk Tebas,” katanya. (FikA)
Beri dan Tulis Komentar Anda