EQUATOR, Sanggau – Angka Stunting di Kabupaten Sanggau masih terbilang tinggi. Di tahun 2021, persentase mencapai 21,03 persen. Bupati Sanggau pun berfokus untuk menurunkan angka tersebut.
“Inilah PR besar kita,” ucap Bupati Paolus Hadi usai mengikuti Apel Siaga Tim Pendampingan Keluarga Bergerak via zoom yang dipusatkan di Alun-alun Kabupaten Subang, Jawa Barat pada Kamis (12/5/2022).
Bupati Paolus berpendapat, diperlukan alat ukur yang standar terkait dengan stunting. Ia pun mengaku ingin datang ke Posyandu untuk melihat langsung kriteria menentukan seorang anak berpotensi stunting.
“Ada satu inovasi yang mungkin nanti bisa kita coba di Sanggau. Kita harus berkomunikasi dengan si ibu. Sehingga tidak ada penolakan untuk dilakukan pendampingan perbaikan gizi di 1000 hari,” jelasnya.
Bupati Paolus kembali mengingatkan perlu ada inovasi untuk menurunkan angka stunting di Kabupaten Sanggau.
“Saya ingin agar kalian ada inovasi. Terkait anggaran, cobalah dibicarakan dan memang harus bersama-sama. Terkait by name by address yang berpotensi stunting, harus dilakukan pendampingan. Apakah sudah ada perubahan atau tidak di 1000 hari,” terangnya.
Bupati dua periode ini juga berharap pada Kantor Kementerian Agama agar mendata anak-anak yang mau menikah. Pemeintah ingin membuat semacam pernyataan. Baik dari Kemenag bersama Camat untuk betul-betul menjaga dan memastikan para calon pengantin siap buat anak.
“Seperti yang disampaikan oleh Bapak Kepala BKKBN Pusat tadi. Apabila si calon pengantin tadi belum memenuhi syarat, apakah boleh menikah? Beliau bilang boleh, tetapi agar dapat tunda dulu untuk memiliki anak. Supaya dapat mempersiapkan diri terlebih dahulu. Baik dari segi medisnya dan lain-lain, barulah boleh memiliki anak,” demikian Paolus Hadi. (KiA/Kominfo Sanggau)
Beri dan Tulis Komentar Anda