
EQUATOR, Ketapang – Bupati Ketapang, Alexander Wilyo didapuk menjadi salah satu pembicara di Forum Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit (GAPKI) Borneo ke-8 tahun 2025 Kalimantan Barat, yang digelar di Hotel Aston Pontianak, Jumat (22/08/2025).
Dalam kapasitasnya sebagai kepala daerah, Alexander banyak bercerita mengenai pengalamannya dalam menangani konflik lahan yang kompleks di wilayahnya.
Alex mengatakan, pernah konflik dapat diselesaikan hanya dalam 7 hari setelah dirinya memberi dua pilihan kepada pihak perusahaan. Menurutnya, banyak persoalan timbul bukan semata karena substansi masalah. Melainkan akibat lemahnya komunikasi dan ketidakmampuan para pihak untuk berkomunikasi secara efektif.
Dalam paparannya, Alexander menyinggung berbagai persoalan lain yang kerap muncul di sektor perkebunan, seperti sengketa lahan, pengelolaan plasma, koperasi, hingga pencurian kelapa sawit.
Ia menegaskan, bahwa kesalahan tidak melulu berada di masyarakat atau pengurus koperasi, melainkan juga ada unsur kesengajaan dari pihak internal perusahaan.
Kemudian, dirinya juga membantah anggapan bahwa praktik korupsi hanya terjadi di birokrasi pemerintah, tapi juga di manajemen perusahaan, dengan mencontohkan kasus penangkapan seorang manajer perusahaan karena terlibat pencurian sawit.

“Karena itu, saya mendorong manajemen perusahaan melakukan introspeksi dan membersihkan internal dari praktik curang,” ujarnya.
Alexander menekankan, adapun bahwa izin investasi di sektor perkebunan maupun pertambangan yang diberikan pemerintah bertujuan untuk mendorong kesejahteraan bersama.
Sebab itu, dia meminta antara tiga pilar, yakni pemerintah, swasta dan masyarakat dapat menjaga keseimbangan.
“Keuntungan dari investasi tidak boleh hanya dieksploitasi oleh perusahaan, tetapi harus turut dibagikan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, serta kemajuan daerah,” pungkasnya. (Lim)

Beri dan Tulis Komentar Anda