EQUATOR, Sintang – Bupati Sintang yang diwakili oleh Asisten Perekonomian dan Pembangunan Sekretaris Daerah Kabupaten Sintang, Yustinus J, menyambut kehadiran Direktur Pemanfaatan Jasa Lingkungan Hutan Konservasi (PJLHK) pada Direktorat Jenderal (Ditjen) Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI, Nandang Prihadi, di Aula Bappeda Kabupaten Sintang, Senin (30/08/2021).
Pertemuan itu dalam rangka mendiskusikan sejumlah hal terkait dengan PJLHK-KSDAE.
“Kabupaten Sintang sangat berterima kasih atas kunjungan dari Bapak Direktur Pemanfaatan Jasa Lingkungan Hutan Konservasi ke Kabupaten Sintang,” kata Yustinus J.
Dalam paparannya, Yustinus menyampaikan, bahwa masih ada banyak tempat wisata di Kabupaten Sintang yang masuk ke kawasan konservasi dan hutan lindung, sehingga belum bisa maksimal dikelola.
“Kami mendukung pembukaan TWA di saat pandemik ini dengan tetap menerapkan protokol kesehatan. Soal rekomendasi dari Satgas Covid-19, silakan diajukan suratnya, nanti akan dikeluarkan rekomendasi,” terang Yustinus J.
Sementara itu, Nandang Prihadi menyampaikan, bahwa hutan lindung tidak masuk dalam kawasan konservasi.
“Di Kabupaten Sintang ada dua kawasan konservasi yakni Taman Wisata Alam Bukit Kelam dan TWA Baning. Kawasan konservasi juga bisa dimanfaatkan dengan memperhatikan prinsip kelestarian yang wajib diterapkan. Seperti Bukit Baka Bukit Raya, sedang dikembangkan pendakian dan pemanfaatan untuk ecotourism bukan massturism dengan pembatasan jumlah pengunjung. Saat ini TWA Bukit Kelam dan Bukit Raya sedang kita tutup karena pandemi. Kami siap membuka, jika ada rekomendasi dari Satgas Covid-19 Kabupaten Sintang,” terang Nandang.
Dia menyebut, di kawasan Taman Wisata Alam bisa diberikan izin pengelolaan usaha wisata melalui BUMD atau BUMDes. Termasuk tempat wisata yang ada di kawasan hutan lindung.
“Kami membuka kolaborasi pengelolaan TWA dengan pemerintah kabupaten dengan tetap memperhatikan koridor aturan yang ada. Kalau Pemkab Sintang berminat, bisa menugaskan BUMD-nya atau BUMDes atau koperasi untuk mengurus perizinan berusaha untuk mengelola tempat wisata,” papar Nandang.
“Kami membuka Bukit Raya untuk lokasi pendakian. Lalu kami akan melatih 30 warga lokal menjadi pemandu wisata pendakian agar mereka mendapatkan sertifikat pemandu pendakian. Mudah-mudahan mereka bisa lulus,” katanya.
Sementara itu, Agung Nugroho selaku Kepala Balai Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya menyampaikan, Desa Rantau Malam Kecamatan Serawai merupakan pintu masuk menuju Bukit Raya di wilayah Kalbar.
“Saat ini sedang tutup karena pandemi. Dan kami harapkan bisa segera dibuka. Karena masyarakat desa disana menjadi tidak punya pendapatan karena tidak ada aktivitas. Dengan ada pengunjung, maka ada aktivitas yang memerlukan jasa warga lokal. Di Desa Rantau Malam, sudah ada kelompok porter, homestay, transportasi, kerajinan dan madu kelulut,” katanya.
Disisi lain, Kartiyus selaku Kepala Bappeda Kabupaten Sintang menyampaikan, Taman Wisata Alam Baning dihuni oleh kelasi atau monyet merah yang sering terlihat di sepanjang Jalan Kelam.
“TWA Baning dengan luas 315 hektar sangat strategis bisa menyerap CO2 dan mengeluarkan oksigen,” katanya.
Hendrika Kadis Pemuda, Olahraga dan Pariwisata menyampaikan Pemkab Sintang menyampaikan, pihaknya sudah menjalin kerjasama dengan TNBBBR dalam hal dukungan program satu dengan yang lain.
“Sinergitas dengan TNBBBR sudah dilaksanakan selama ini. Dengan BKSDA juga sudah ada kerjasama dalam hal pengelolaan TWA Bukit Kelam,” katanya.
“Di Kabupaten Sintang ada sekitar 120 destinasi wisata. Hanya 5 destinasi wisata yang sudah ada pengelolanya. Sisanya belum ada pengelolanya. Ada juga destinasi wisata kami yang berada di wilayah hutan lindung, mohon supaya kami bisa diberikan cara untuk bisa mengelolanya,” katanya.
Turut hadir mendampingi Direktur PJLHK dalam diskusi, Agung Nugroho, selaku Kepala Balai Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya (BTNBBBR) Wilayah Kalimantan Tengah dan Kalimantan Barat, Kepala BKSDA Kalbar, Sadtata Noor Adirahmanta, Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Seksi Konservasi Wilayah II Sintang, P Bharata Sibarani, dan Kepala Balai Taman Nasional Gunung Palung, M. Ari Wibawanto. (Humas/FikA)
Beri dan Tulis Komentar Anda