EQUATOR, Sanggau. Jumlah kasus gigitan penular rabies (HPR) di Kabupaten Sanggau sepanjang tahun 2022 mecapai 608. Jumlah ini meningkat hampir dua kali lipat dibanding tahun 2021 yang berjumlah 359 kasus.
KepalaBidang Peternakan dan Kesehatan Hewan Dinas Perkebunan dan Peternakan (Disbunnak) Kabupaten Sanggau, Dadan Sumarna menyebut sejumlah faktor penyebab naiknya angka kasus tersebut.
“Pertama masih kurangnya kesadaran masyarakat untuk melakukan vaksinasi terhadap hewan peliharaannya. Kedua, tidak ada pelaporan pembelian asal usul hewan penular rabies kepada petugas,” ujarnya, kepada wartawan, Kamis (22/12/2022).
Dadan sapaan akrabnya mengaku sangat bersukur belum ada laporan korban akibat gigitan HPR. “Alhamdulillah tiga tahun terakhir tidak ada korban yang meninggal akibat gigitan HPR ini,” ujarnya.
Ia menjelaskan, program Sanggau Bebas Rabies (Saber) 2024 menjadi program unggulan yang dilakukan pihaknya sebagai upaya menekan angka rabies yang sebelumnya menyebabkan tingginya jumlah korban meninggal dunia.
“Jadi, program Saber 2024 ini memang upaya kita, khususnya pencegahan. Dan, sejauh ini memberikan dampak yang positif sehingga angka kematian yang disebabkan rabies terus menurun. Bahkan tiga tahun belakangan sudah tidak ada korban meninggal akibat gigitan HPR,” ungkapnya.
Ke depan, Dadan berharap masyarakat melaporkan perolehan hewan terutama anjing kepada petugas agar tau asal usul anjing tersebut dan memvaksin hewan peliharaannya kepada petugas.
“Jangan anggap remeh ya gigitan HPR ini, karena bisa menyebabkan kematian pada manusia. Akibatnya akan fatal bila terlambat penanganannya,” pungkanya. (KiA)