EQUATOR, KAPUAS HULU – Provinsi Kalimantan Barat melalui Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kalbar mengadakan Gerakan Pangan Murah (GPM) di halaman kantor Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kapuas Hulu, Selasa (5/3/2024). GPM tersebut dibuka langsung oleh Pj Gubernur Kalbar dr Harisson.
GPM tersebut Pemprov Kalbar menjual bahan kebutuhan pokok berkualitas dan harga yang terjangkau. Bahkan dari Pemprov Kalbar memberikan diskon hingga 20 persen dari harga pasar.
Harisson Pj Gubernur Kalbar menyampaikan bahwa, saat ini harga pangan di Kalbar terus mengalami peningkatan harga. Hal ini dipicu karena Kalbar berada di masa panen sebelumnya sehingga harga barang juga mengalami kenaikan. Ditambah lagi dengan musim elnino yang membuat dari negara lain sudah mengurangi ekspor berasnya ke Indonesia. Sementara pendapatan masyarakat tidak naik.
“Apabila kita nanti menyambut bulan puasa dan lebaran, ” katanya.
Harisson mengatakan, saat ini di pasar harga beras premium sudah ada yang mencapai Rp20 ribu per kilogram sementara beras SPHP Rp11. 500 per kilogram.
“Makanya kita diminta untuk mengendalikan inflasi. Hari inikan 600 paket kita dalam kegiatan GPM dan ini tentuya lumayan membantu. Jumlah 600 paket tentunya masih sedikit untuk masyarakat, ” ucapnya.
Sementara Mohd Zaini Sekda Kapuas Hulu menyampaikan ucapan terimakasih atas perhatian dari Pemerintah Provinsi Kalbar atas GPM ini sehingga masyarakat Kapuas Hulu terbantu.
“Karena setiap hari besar keagamaan akan mengalami kenaikan harga barang, ” ujarnya.
Ditambahkan Kahar warga Putussibau menyampaikan ucapan terimakasih kepada Pemerintah Daerah Provinsi Kalbar yang menggelar GPM ini.”Sekarang harga bahan pangan dipasar masih tinggi, harga beras saja sudah ada Rp18 ribu perkilo. Belum lagi harga bahan pokok lainnya, ” ujarnya.
Dia pun berharap kepada Pemerintah Daerah dapat kembali mengadakan GPM ini karena sebentar lagi sudah memasuki bulan puasa dan Idul Fitri.
“Kita kasihan dengan masyarakat yang lain untuk memenuhi kebutuhan pokoknya menjadi terbatas karena harga pokok tinggi, sehingga masyarakat pun membatasi diri untuk berbelanja, ” pungkasnya. (fik)
Beri dan Tulis Komentar Anda