EQUATOR, SANGGAU. Program Adhyaksa Peduli Demam Berdarah Dengue (DBD) terus berlanjut. Bekerja sama dengan Dinas Kesehatan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Dinas Pendidikan dan TNI/Polri, telah memasuki hari keempat.
Fogging atau pengasapan yang bertujuan membunuh nyamuk demam berdarah kembali menyasar pemukiman dan gedung sekolah di Kota Sanggau.
“Fogging yang dilakukan dalam empat hari terakhir ini telah diinisiasi oleh Kejaksaan Negeri Sanggau. Fogging juga dibarengi dengan kegiatan bersih-bersih lingkungan dari sampah yang dapat menyebabkan berkembangnya jentik nyamuk pembawa demam berdarah dengue,” ungkap Kepala BPBD Sanggau, Budi Darmawan diwawancarai disela-sela kegiatan fogging di Gang Ratu Ayu 3 dan sekitarnya, Kamis (16/11/2023).
Dikatakannya, Kejari Sanggau bersama BPBD, Dinkes Sanggau dan stakeholder terkait termasuk beberapa rekan-rekan media telah melakukan pengasapan sejak Senin lalu. Aksi tersebut dinilainya sangat baik sebagai ikhtiar menyelamatkan masyarakat dari DBD.
“Saya pikir ini langkah yang sangat baik dalam mencegah penyebaran DBD lebih luas lagi. Sudah ada beberapa pemukiman di rukun tetangga, kelurahan dan sekolah yang sudah dilakukan bersih-bersih dan pengasapan. Rabu kemarin pak bupati juga ikut ke lapangan melakukan bersih-bersih di lingkungan masyarakat,” katanya.
Budi juga mengimbau masyarakat untuk lebih peduli dengan lingkungan dan kondisi DBD yang terjadi saat ini. Keikutsertaan masyarakat dalam memberantas DBD sangat penting guna mendukung langkah-langkah yang dilakukan pemerintah daerah.
Kepala Kejaksaan Negeri Sanggau, Anton Rudiyanto melalui Kasi Intelijen, Adi Rahmanto menyampaikan pada hari keempat sasaran bersih lingkungan dan pengasapan yakni di pemukiman masyarakat yang berada di Kelurahan Tanjung Sekayam, khususnya di RT 1, RT 2, RT 3, RT 4 dan SMAN 3 Sanggau.
Ditanya mengenai alat fogging, Adi mengaku bahwa sejauh ini alat-alat yang ada merupakan pengadaan secara mandiri dan beberapa di antaranya dukungan dari perorangan, kelompok dan sejumlah instansi. Kemudian, berkenaan dengan Abate bekerja sama dengan Dinas Kesehatan.
“Kalau alat, bahan bakar dan yang lainnya kebanyakan masih mandiri. Tapi mudah-mudahan ke depan semakin banyak yang mau berpartisipasi,” pungkas Adi. (KiA)
Beri dan Tulis Komentar Anda