EQUATOR, SANGGAU. Pemkab Sanggau sesuai target Pemerintah Pusat harus mampu menurunkan angka stunting menjadi 14 persen pada tahun 2024. Bupati Sanggau, Paolus Hadi pun meminta pendataan benar-benar dilakukan maksimal.
“Sanggau kan masih tinggi (angka stunting, red). Untuk by name by addres ini, saya minta para Kades, Ketua RT, pihak kecamatan, harus jelas untuk memastikan betul-betul orang ini stunting atau tidak. Posyandu-Posyandu kita galakkan lagi, evaluasi, karena di situlah penentunya,” kata Paolus Hadi ditemui di ruang kerjanya, Jumat (05/05/2023).
Selain itu Dinas Kesehatan (Dinkes) juga sudah menyediakan alat antropometri. Termasuk Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (DinsosP3AKB) Kabupaten Sanggau membuat perencaan orantua asuh benar-benar menangani yang sudah diprediksi stunting.
“Sehingga by name by address itu betul-betul benar. Tapi yang memang kita perlu ini sosialisasi bagaimana sih, mulai dari remaja, berkeluarga, sampai melahirkan sampai memiliki anak, untuk mampu mengatasi stunting. Orang-orang yang baru akan menikah, kita juga bekerjasama dengan Kementerian Agama. Itu juga kewajiban dari Kementerian Agama. Bagaimana sih pengetahuan orang-orang yang mau menikah,” ungkap PH, sapaan akrab Paolus Hadi.
Pendek kata, terang Bupati dua periode ini, menekan angka stunting merupakan kerja semua orang. Pemerintah Pusat melalui BKKBN memberikan tanggungjawab pada DinsosP3AKB untuk memastikan data-data dengan benar, serta perlakuan-perlakuannya.
“Kita juga didukung anggaran untuk itu. Kita punya 1000 petugas yang juga menyosialisasikan, memberi pendampingan dan sebagainya. Itulah fungsi Posyandu itu untuk mengontrol janin segala macam, sehingga kita memastikan bisa sehat. Begitu lahir tidak kategori stunting. Nah ini kan kerja semua orang,” terang PH.
Ia menegaskan stunting tak melulu soal gizi buruk. Banyak faktor memengaruhinya, seperti pola makan, pola asuh, serta lingkungan. Meski orangtua yang memiliki uang maupun fasilitas, namun pola asuh yang tak pas dapat juga menimbulkan masalah stunting.
“Sebenarnya orang Sanggau ini kalau ndak bisa makan itu, tidak lah. Saya juga sudah meminta supaya mendata di Posyandu betul-betul maksimal. Kemudian juga peran bidan. Memastikan penyuluhan-penyuluhan. Memang hari ini dibutuhkan alat antropometri. Bisa melihat perkembangan bayi ini kan ada di Puskesmas. Ini yang harus ada kemampuan kita mendorong supaya USG dapat terdeteksi dengan baik. Nah ini kan dokter yang berkompeten,” bebernya. (KiA)
Beri dan Tulis Komentar Anda