EQUATOR, Sambas – 100 hari bekerja sebagai Bupati dan Wakil Bupati Sambas, Satono-Rofi telah melakukan banyak hal. Sejumlah program pro rakyat yang dia sampaikan dalam visi misinya ketika kampanye Pilkada 2020 lalu sudah terealisasi.
Bupati Sambas, Satono mengatakan, sejak masuk kerja 16 Juni 2021, dia bersama Wakil Bupati Sambas, Fahrur Rofi akan terus bekerja semaksimal mungkin, demi mewujudkan ‘Sambas Baru Berkemajuan’ yang artinya, Beriman, Kemandirian, Maju dan Berkelanjutan.
“Alhamdulilah kita bersyukur kepada Allah SWT yang telah meridhoi semua kegiatan bupati dan wakil bupati selama 100 hari menjabat. Sudah ada beberapa program yang kita tawarkan ke masyarakat saat kampanye, mampu kita realisasikan,” katanya.
Bupati Satono mengatakan, salah satu program andalan mereka adalah PROSESAR atau Program Sehat Satono-Rofi, yang mana setiap warga Sambas yang belum terakomodir BPJS Penerima Bantuan Iuran (PBI) bisa berobat gratis di kelas III.
“PROSESAR sudah kita launching pada hari kemerdekaan 17 Agustus 2021. Sekarang masyarakat Sambas yang tidak mampu sudah menikmati program berobat gratis di kelas III tersebut. Program tersebut akan terus berjalan dan terus dievaluasi ke depan agar lebih sempurna dalam melayani masyarakat,” katanya.
Selama kampanye Pilkada kata Satono, dia dan Fahrur Rofi banyak mendengar keluhan masyarakat terutama kaum ibu-ibu soal antrean gas LPG 3 kilogram bersubsidi. Dia mengatakan, tahun ini sebelum PROSESAR diluncurkan, Satono-Rofi telah menambah kuota gas LPG bersubsidi tersebut agar tidak terjadi kelangkaan setiap hari.
Kemudian kata dia, Satono-Rofi juga sudah menambah kuota pupuk bersubsidi guna menjawab keluhan para petani. Awalnya kata dia, kuota pupuk subsidi untuk Sambas hanya 3000 ton, tahun ini pemerintah daerah sudah menambahnya jadi 17.700 ton.
“Kalau dulu kuota pupuk subsidi kita pernah mencapai 20.000 ton, kemarin hanya 3000 ton saja. Karena banyak keluhan petani jadi kita tambah tahun ini sebanyak 14.700 ton. Kita juga tidak diam, pengawasan akan semakin diketatkan agar distribusinya tepat sasaran,” katanya.
Satono mengatakan, di masa pandemi Covid-19 saat ini, banyak para Pekerja Migran Indonesia (PMI) dari Sambas baik itu yang resmi maupun tidak resmi, pulang kampung. Hal itu berdampak banyaknya pengangguran.
Pemerintah kata dia, sedang menyiapkan desain kerjasama dengan balai latihan kerja nasional. Nantinya, anak muda di Sambas akan dikirim ke balai latihan kerja untuk belajar berbagai macam keahlian. Ketika pulang mereka akan punya life skill sehingga bisa membuka lapangan pekerjaan sendiri. Program itu disebut Pemuda Siap Kerja.
“Kita lebih konsen kepada peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) agar Sambas benar-benar Berkemajuan. Jadi Program Pemuda Siap Kerja itu akan kita galakkan secepatnya. Untuk sekarang, kita butuh doa masyarakat,” katanya.
Satono menjelaskan, pandemi akan berdampak langsung pada Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Sambas. Dia ingin, tolok ukur IPM Sambas lebih akurat. Satono kemudian menginstruksikan Dukcapil untuk melakukan jemput bola kepada para mahasiswa di Sambas untuk memperbarui identitas mereka.
“KTP mahasiswa itu masih banyak yang pelajar. Padahal mereka sudah mahasiswa, dan itu secara langsung mempengaruhi data statistik pendidikan masyarakat Sambas. Saya instruksikan Dukcapil untuk jemput bola, dan sekarang sedang berjalan,” katanya.
Satono menjelaskan, hal lain yang sudah dilakukan Satono-Rofi selama 100 hari kerja adalah membangun ekonomi kawasan perbatasan sesuai Inpres Nomor 1 Tahun 2021. Di mana dalam Inpres tersebut, Aruk adalah salah satu daerah yang harus dibangun dalam tempo kurang lebih dua tahun.
“Kita sedang konsen di perbatasan, seperti Aruk dan Temajuk. Grand desain untuk kawasan itu sedang kita rancang sebaik mungkin. Pembangunan ekonomi di sana tidak akan lepas dari infrastruktur yang mumpuni, dan mewujudkan itu butuh sinergi semua lini, mulai dari pusat sampai ke desa,” katanya.
Satono mengatakan, sebagai langkah konkret, dia sudah mengantar Wamen ATR BPN, Surya Tjandra untuk melihat langsung kondisi Aruk dan Temajuk pada 26 Juni 2021 lalu, beberapa hari setelah dilantik jadi Bupati.
“Selain Wamen Agraria, tim kajian Wantannas RI juga sudah melakukan peninjauan di sana. Kita akan terus membuat progres sampai target kita membangun ekonomi perbatasan tercapai. Semua ini demi masyarakat Sambas,” katanya.
Di sektor pertanian, Satono mengatakan dia sudah dua kali bertemu Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo di Jakarta. Mulai dari pertemuan di kantor Mentan, sampai ke Warung Kopi Joni. Dalam pertemuan itu Satono memaparkan semua potensi pertanian yang ada di Sambas.
“Akhirnya pada saat panen raya padi varietas unggul baru BPTP Kalbar di Desa Lonam Pemangkat Agustus lalu, Wamentan RI, Harvick Hasnul Qalbi datang langsung. Kita sudah sampaikan ke beliau, bahwa pemerintah pusat harus lebih banyak mengucurkan program untuk petani Sambas,” katanya.
Satono mengatakan, dia juga sudah bertemu Menparekraf, Sandiaga Uno untuk membahas pembangunan sektor wisata bahari di Temajuk. Bahkan, dia pernah memasang reklame promosi wisata Temajuk di jalan tol Jakarta menuju Bandara Soekarno-Hatta.
Baru-baru ini dia juga bertemu Menteri Perhubungan, Budi Karya di PLBN Aruk. Beberapa hal penting sudah diusulkan ke pusat terkait keberlangsungan PLBN ke depan. Salah satunya terkait fasilitas karantina bagi Pekerja Migran Indonesia yang pulang dari negeri Jiran.
“Masih banyak lagi hal-hal yang kita kerjakan di 100 hari kepemimpinan Satono-Rofi. Kemarin kita baru saja ketuk palu APBD Perubahan 2021. Kita berharap, aspirasi masyarakat yang belum terakomodir dalam APBD murni 2021 bisa masuk dalam APBD perubahan tersebut,” katanya.
Terakhir, Satono mengatakan, tentu masih banyak hal yang harus dikerjakan. Untuk itu, dia perlu masukan dan saran yang bersifat membangun dan elegan dari semua pihak. (Rilis/Gun)
Beri dan Tulis Komentar Anda