EQUATOR, Afghanistan – Kelompok Taliban kini kembali berkuasa penuh atas jalannya pemerintahan di Afghanistan–pasca milisi bersenjata tersebut berhasil merebut secara damai Kota Kabul pada Minggu tanggal 15 Agustus 2021 lalu.
Dimana ‘pendudukan’ oleh Taliban itu sekaligus mengakhiri 20 tahun (2001-2021) pemerintahan ‘boneka’ ala Amerika Serikat (AS), pasca Taliban digulingkan pada 1996 hingga 2001.
Tak heran jika banyak kebijakan-kebijakan bekas pemerintahan sebelumnya–yang kental dengan ‘selera’ AS tersebut, kini direvisi oleh Taliban. Kabar terakhir menyebutkan, bahkan Taliban mengeluarkan ribuan narapidana dari dalam penjara Kabul, dan membiarkan penjara tersebut kosong.
Dilansir dari Republika.co.id, Rabu (15/09/2021), penjara bernama Pul-e-Charkhi itu sudah terlihat kosong pada Senin (13/09/2021). Pul-e-Charkhi merupakan sebuah komplek penjara luas yang terletak di pinggiran timur Ibu Kota Kabul. Penjara ini sebelumnya dipakai untuk mengkerangkeng ribuan pejuang Taliban yang berhasil ditangkap oleh pemerintah sebelumnya.
Komandan Taliban yang menolak menyebutkan namanya, pada Senin (13/09/2021) kemarin, sempat melakukan kunjungan pribadi ke kompleks itu bersama sekelompok teman-temannya. Dia mengatakan kepada The Associated Press (AP) bahwa dia telah ditangkap sekitar satu dekade lalu di provinsi Kunar timur dan dijebloskan ke Pul-e-Charkhi, ia diikat dan ditutup matanya.
Dalam kunjungannya itu, ia berjalan melalui aula dan sel yang kosong serta menunjukkan kepada teman-temannya di mana dia pernah dipenjara.
“Saya merasa sangat tidak enak ketika mengingat hari-hari itu,” katanya. Dia mengatakan para tahanan mengalami pelecehan dan penyiksaan. Dia dipenjara selama sekitar 14 bulan sebelum dia dibebaskan.
“Hari-hari itu adalah hari-hari tergelap dalam hidup saya, dan sekarang ini adalah saat paling membahagiakan bagi saya bahwa saya bebas dan datang ke sini tanpa rasa takut,” katanya.
Setelah ‘penaklukan’ 15 Agustus 2021, para sipir penjara Pul-e-Charkhi langsunh pergi melarikan diri dan tidak berani kembali, lantaran takut adanya pembalasan yang mungkin dilakukan oleh kelompok Taliban.
Alhasil, fasilitas penjara itu pun kini dijalankan oleh puluhan milisi Taliban. Bahkan beberapa dari milisi Taliban yang sekarang menjaga Pul-e-Charkhi itu merupakan mantan narapidana disitu.
Untuk beberapa penjaga Taliban yang menemani AP, ini adalah pertama kalinya mereka memasuki blok sel yang ditinggalkan. Mereka melihat dengan rasa ingin tahu melalui sel-sel tempat mereka pernah mendekam. Sel-sel itu masih dikotori dengan barang-barang yang ditinggalkan narapidana terakhir seperti kain yang tergantung di dinding dan jendela, permadani kecil, dan botol air.
Meskipun fasilitas itu sebagian besar masih kosong, terdapat satu bagian menampung sekitar 60 orang yang dipenjara dalam beberapa minggu terakhir, yang menurut para penjaga sebagian besar dari mereka adalah penjahat dan pecandu narkoba.
Diluar itu semua, banyak warga Afghanistan serta pemerintah di seluruh dunia khawatir dengan perebutan kekuasaan yang dilakukan oleh Taliban ini. Gerakan itu ditakutkan akan memberlakukan aturan yang keras dan serupa seperti yang mereka lakukan saat pertama kali berkuasa pada 1990-an.
Tetapi bagi para milisi Taliban, saat ini adalah momen untuk menikmati kemenangan setelah bertahun-tahun pertempuran yang melelahkan. (FikA)
Beri dan Tulis Komentar Anda