EQUATOR, Sintang – Derasnya animo masyarakat serta mendesaknya kebutuhan pertahanan dan keamanan negara terhadap fasilitas penerbangan Bandara Tebelian di Kabupaten Sintang, dinilai perlu adanya tinjauan ulang atas perubahan Rencana Induk Bandar Udara Kelas II Tebelian.
Hal itu disinggung oleh Pimpinan PT. Secon Dwitunggal Putra, Ir. Suherman Sudar MT, dalam Rapat Koordinasi Rencana Tinjauan Ulang Rencana Induk Bandar Udara Kelas II Tebelian yang diselenggarakan di Hotel My Home, Senin (23/08/2021).
Hadir dalam rapat tersebut antara lain, Sekretaris Daerah Kabupaten Sintang, Yosepha Hasnah, Kepala Unit Penyelenggara Bandar Udara (UPBU) Tebelian, Patah Atabri, Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Sintang, Florensius Kaha, S.Pd M.Si, Kepala Bidang Pengembangan Transportasi Dinas Perhubungan Provinsi Kalimantan Barat, Fahrul Amri, Bappeda Kabupaten Sintang, Dinas Pertanahan dan Penataan Ruang Kabupaten Sintang.
“Dasar dari rencana pengembangan Bandara Tebelian adalah keberadaan bandara ini mampu meningkatkan perekonomian, dan mendukung pertahanan dan keamanan negara karena berada di wilayah perbatasan,” kata Sudar dalam pemaparannya.
Sudar menyatakan, bahwa dalam rencana pengembangan Bandara Tebelian ini, pihaknya tetap akan mengacu dan memperhatikan RTRW Provinsi Kalbar, RTRW Kabupaten Sintang dan Rencana Pola Ruang Wilayah Kecamatan Sungai Tebelian.
“Kita juga memperhatikan peta investasi masterplan P3EI koridor ekonomi Kalimantan,” ujarnya.
Secara rinci, Sudar menjelaskan, saat ini Bandara Tebelian memiliki panjang landasan pacu 1.820 meter dengan lebar 30 meter dan masuk kategori bandara tipe 4C. Dan sejauh ini Bandara Tebelian sudah digunakan untuk pesawat tipe ATR 72-600 dari maskapai NAM Air dan Wings Air dengan kapasitas 70 seat.
“Catatan kami, di Bandara Tebelian ini, lalu lintas pesawat pada 2015 sebanyak 1.303 kali, tahun 2016 sebanyak 2.248 kali, tahun 2017 sebanyak 2. 236 kali, tahun 2018 sebanyak 2. 728 kali, tahun 2019 sebanyak 1. 452 kali dan tahun 2020 sebanyak 460 kali. Terjadi penurunan lalu lintas pesawat,” katanya.
“Begitu juga dalam hal jumlah penumpang. Tahun 2015 sebanyak 49. 393 penumpang, tahun 2016 sebanyak 73. 190 penumpang, tahun 2017 sebanyak 96. 063, tahun 2018 sebanyak 118. 797 penumpang, tahun 2019 sebanyak 68. 781 penumpang dan tahun 2020 sebanyak 20. 064 penumpang saja karena adanya pandemi. Bandara Tebelian ini masuk kategori bandara kelas menengah” papar Sudar.
Ia menyebutkan, pengembangan Bandara Tebelian akan menggunakan lahan sekitar 232,82 hektar. Soal penggunaan Bandara Tebelian untuk kepentingan pertahanan dan keamanan–akses TNI juga akan dibedakan dengan akses penumpang umum.
“Kami menargetkan Bandara Tebelian bisa untuk mendaratkan pesawat Boeing 737-800 atau Airbus 320. Pengembangan run away dari 1. 400 menjadi 2.400 meter dengan lebar 45 meter. Sehingga mampu menampung pergerakan pesawat Boeing 737-800 atau Airbus 320. Pengembangan juga akan dilakukan dari sisi darat seperti kargo dan terminal penumpang,” terang Sudar.
Sebelum mengemukakan rencana pengembangan terhadap Bandara Tebelian ini, PT. Secon Dwitunggal Putra, diakui Sudar, pun telah melakukan survey kepada para penumpang di Bandara Tebelian. Hasilnya 53 persen penumpang menginginkan adanya penerbangan langsung dari Bandara Tebelian ke Jakarta. Ada 15 persen menginginkan adanya penerbangan langsung ke Yogyakarta, 11 persen menginginkan adanya penerbangan langsung ke Bandung dan Surabaya.
“Hasil akhir dari kegiatan ini adalah tersusunnya Rancangan Peraturan Menteri Perhubungan tentang Rencana Induk Bandar Udara dan pengembangan bandara itu sendiri,” ujarnya.
Sudar menyatakan, adapun dasar hukum dari pengembangan bandara adalah Peraturan Menteri Perhubungan RI Nomor: 32 Tahun 2021 tentang Standar Pembangunan Bandar Udara serta Tempat Pendaratan dan Lepas Landas Helikopter dan Peraturan Menteri Perhubungan RI Nomor: 36 Tahun 2021 tentang Standarisasi Fasilitas Bandar Udara.
Sebelumnya, Kepala UPBU Tebelian, Patah Atabri dalam kesempatan itu menyampaikan, terdapat dua kegiatan yang menjadi agenda dalam rapat, yakni paparan laporan pendahuluan Tinjauan Ulang Rencana Induk Bandar Udara Kelas II Tebelian–termasuk Kawasan Keselamatan Operasi Penerbangan (KKOP), Daerah Lingkungan Kerja (DLKr), Daerah Lingkungan Kepentingan (DLKp) Bandar Udara Tebelian, serta yang kedua adalah penyusunan dokumen rancangan teknik terinci sisi darat Bandara Tebelian.
“Kedua kegiatan ini merupakan bagian dari upaya untuk memajukan Bandara Tebelian Sintang. Penyusunan dokumen rencana ini, kami harapkan bisa diselaraskan dengan tata ruang yang ada serta menjunjung tinggi kearifan lokal di Kabupaten Sintang,” ujarnya.
Mendengarkan paparan dari Kepala UPBU Tebelian dan Pimpinan PT. Secon Dwitunggal Putra, Sekretaris Daerah Kabupaten Sintang, Yosepha Hasnah menyampaikan pihaknya sangat mendukung konsep rencana pengembangan tersebut.
“Bandara Tebelian sudah beroperasi selama kurang lebih 5 tahun, sehingga sudah selayaknya dilakukan evaluasi dan pengembangan. Kami mendukung rencana perubahan dan pengembangan Bandara Tebelian, dan bahkan kami sangat berterima kasih sekali,” ujarnya.
Sekda Yosepha menilai, Bandara Tebelian memang sangat perlu dikembangkan kedepannya, dengan pertimbangan bahwa Kabupaten Sintang merupakan wilayah yang strategis yang berada di timur Provinsi Kalbar. Selain juga, ‘pembenahan’ ini guna menunjang persiapan rencana Sintang sebagai ibukota provinsi baru, Provinsi Kapuas Raya.
“Pak Gubernur Kalbar selalu mengingatkan kami bahwa Provinsi Kapuas Raya harus jadi. Tentu kita harus mempersiapkan diri. Selain itu, kita ada di perbatasan. Sudah ada permintaan dari TNI agar landasan pacu Bandara Tebelian bisa digunakan untuk aktivitas patrol menggunakan pesawat untuk wilayah perbatasan,” terangnya.
Dalam kesempatan tersebut, turut hadir pula secara virtual, Sigit Widodo selaku Kasubdit Tatanan Kebandarudaraan dan Lingkungan Direktorat Bandar Udara Kementerian Perhubungan Republik Indonesia.
Mewakili Pemerintah Kabupaten Sintang, Sekda Yosepha sangat apresiasi dan turut berterimakasih kepada Kementerian Perhubungan yang sudah melakukan evaluasi dan penyusunan rencana pengembangan Bandara Tebelian.
“Soal penambahan fasilitas militer dan aktivitas pertahanan keamanan di Bandara Tebelian, saya berharap sudah masuk dalam RTRW Provinsi Kalimantan Barat. Kami ini, jangankan 2.400 meter, landasan pacu bandara Tebelian juga kami dukung kalau dibangun mencapai 3.000 meter,” jelas Sekda Yoseph. (FikA)
Beri dan Tulis Komentar Anda