
EQUATOR, Pontianak – Dentuman meriam karbit saling bersahutan di malam menyambut Idul Fitri 1446 Hijriah. Suara letupan dari moncong meriam terdengar menggelegar di antara takbir yang menggema di Kota Pontianak.
Sebanyak 236 meriam karbit yang dimainkan oleh 35 kelompok turut serta dalam Eksibisi Meriam Karbit 2025 yang digelar Pemerintah Kota Pontianak melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Pontianak, pada Minggu (30/03/2025).
Tampak hadir kala itu Wali Kota Pontianak, Edi Rusdi Kamtono dan Wakil Wali Kota Pontianak, Bahasan, Anggota DPR RI, Syarief Abdullah Alkadrie, Asisten Administrasi dan Umum Sekretariat Daerah Provinsi Kalbar, Alfian, Ketua DPRD Kota Pontianak, Satarudin, jajaran Forkopimda Kota Pontianak, beserta tamu undangan.
Para pejabat beserta tamu undangan tersebut turut menyulut meriam karbit secara bergilir menandai diresmikannya Eksibisi Meriam Karbit yang rutin digelar setiap tahun.
Eksibisi Meriam Karbit 2025 ini merupakan bagian dari upaya melestarikan budaya lokal yang telah menjadi tradisi masyarakat Kota Pontianak setiap malam lebaran. Edi menekankan pentingnya kegiatan ini sebagai bagian dari upaya pelestarian budaya daerah.
“Kegiatan membunyikan meriam karbit pada malam lebaran di setiap tahunnya, selain merupakan tradisi masyarakat Kota Pontianak, kegiatan ini sudah merupakan agenda tetap tahunan Pemerintah Kota Pontianak,” ujarnya usai meresmikan Eksibisi Meriam Karbit 2025 di tepian Sungai Kapuas Gang Kejora Kelurahan Banjar Serasan Kecamatan Pontianak Timur.
Pemerintah Kota Pontianak, lanjutnya, berkomitmen untuk mengemas festival ini lebih terencana di masa depan, baik dari segi konsep maupun pendanaan. Edi berharap, eksibisi meriam karbit ini dapat menjadi salah satu daya tarik wisata khas Kota Pontianak yang mampu menarik pengunjung dari luar daerah.
“Banyak warga pendatang, baik yang merantau maupun yang sengaja datang untuk ikut bermain meriam karbit. Sensasi menyulut meriam ini memberikan pengalaman tak terlupakan,” ungkapnya.
Edi bilang, eksibisi meriam karbit penting dilaksanakan untuk menggali, melestarikan, memanfaatkan dan melakukan pembinaan terhadap kekayaan budaya yang tumbuh dan berkembang di dalam sendi-sendi kehidupan masyarakat Kota Pontianak.
“Kegiatan ini merupakan wujud kepedulian dan apresiasi Pemerintah Kota Pontianak terhadap komunitas pecinta budaya meriam karbit Pontianak,” tambahnya.
Wali Kota juga menyampaikan kebanggaannya terhadap budaya permainan rakyat meriam karbit dari Pontianak, Provinsi Kalimantan Barat, yang telah ditetapkan sebagai Warisan Budaya Takbenda (WBTb) Indonesia pada tahun 2016 oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.
“Kami atas nama Pemerintah Kota Pontianak mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung dan mensukseskan pelaksanaan kegiatan ini, semoga tradisi permainan meriam karbit bisa terus lestari hingga masa mendatang sebagai kekayaan budaya sekaligus menjadi daya tarik pariwisata di Kota Pontianak,” tuturnya.
Ketua Panitia Eksibisi Meriam Karbit, Fajriudin mengatakan, permainan meriam karbit tidak hanya menjadi ajang pelestarian budaya, tetapi juga daya tarik wisata yang unik di Kota Pontianak. Tradisi ini diyakininya tidak ditemukan di tempat lain, sehingga permainan rakyat ini menjadi kebanggaan masyarakat Pontianak dan Kalimantan Barat.
“Tradisi permainan meriam karbit ini tidak akan ditemukan di daerah lain, bahkan di dunia manapun selain di Pontianak. Oleh sebab itu, kita sangat berharap eksibisi ini dapat terus berlangsung dan menjadi warisan budaya yang lestari dan menjadi kebanggaan Kota Pontianak,” sebutnya.
Fajriudin juga mengungkapkan sejumlah tantangan yang dihadapi oleh panitia dan peserta dalam pelaksanaan permainan tradisional ini. Salah satunya adalah biaya yang tinggi untuk membuat dan operasional meriam karbit. Menurutnya, satu meriam saja membutuhkan dana hingga Rp 8-10 juta, ditambah biaya karbit yang mencapai Rp 3,6 juta per drum. Adapun bantuan yang diberikan kepada peserta, yaitu Rp 2 juta untuk meriam balok dan Rp 1 juta untuk meriam non-balok, dinilai belum mencukupi.
“Kami berharap pemerintah provinsi dan pihak-pihak lain, seperti BUMN, BUMD, atau pelaku usaha di Pontianak, dapat menjadi ‘bapak asuh’ bagi kelompok peserta. Dukungan ini sangat penting agar tradisi Meriam Karbit yang sudah menjadi Warisan Budaya Takbenda (WBTb) sejak 2016 dapat terus bertahan,” harapnya.
Asisten Administrasi dan Umum Sekretariat Daerah Provinsi Kalbar, Alfian menyatakan, Pemerintah Provinsi Kalbar dapat memberikan dukungan lebih untuk pelestarian tradisi ini. Menurutnya, Pemerintah Provinsi Kalbar melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Kalbar telah membuka peluang dukungan anggaran, sepanjang proses administrasi diajukan dengan baik oleh panitia.
“Mudah-mudahan koordinasi ini dapat terus ditingkatkan sehingga eksibisi Meriam Karbit dapat terus berlanjut dan berkembang,” kata Alfian. (M@nk)
Beri dan Tulis Komentar Anda